PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Perang melawan hoax terus digalakkan oleh Polres Probolinggo, jelang Pilkada serentak 2018. Terakhir, korps coklat ini menggelar Patroli Cyber dan Counter Opini bersama netizen dari berbagai komunitas, di sebuah rumah makan di jalan raya pantura Pajurangan, Kecamatan Gending, Rabu (6/12/2017) malam.
Kapolres Probolinggo, AKBP Fadly Samad menyebut diskursus tentang pemanfaatan media sosial saat ini sangat penting untuk dilakukan. Selain keberadaannya yang sangat berpengaruh, sebanyak 60 juta dari sekitar 300 juta penduduk Indonesia adalah pengguna smartphone, yang cenderung menggunakan media sosial.
“Kami undang teman-teman netizen agar ikut menjadi bagian dari perubahan sosial, sehingga media sosial tidak dijadikan ajang provokasi dan saling menghina. Jelang Pilkada, mari kita bijak dalam bermedsos, viralkan yang positif, cegah hal negatif,” papar Kapolres Fadly kepada netizen dan sejumlah awak media.
Berita media sosial, kata Kapolres, berbeda dengan berita di media online dan media cetak, karena produk beritanya telah mengacu pada kaidah jurnalistik. “Media online dan koran itu ada undang-undang pers-nya, kalau media sosial kan rawan. Semua orang bisa menumpahkan uneg-uneg tanpa sortir, ada informasi yang belum tentu benar langsung disebar, ini bahaya,” ucap perwira asal Makassar, Sulawesi Selatan ini.
Sementara Agung Windarto, pengamat media sosial menilai menjelang Pilkada ini akan semakin banyak orang terpicu untuk bermedia sosial. Satu orang bisa menjalankan 5 hingga 10 akun medsos berbeda tergantung dari kepentingannya.
“Pilihan politik boleh berbeda, tapi sesama warga Probolinggo harus tetap menjaga persaudaraan. Media sosial itu bukan ajang pelampiasan amarah, karena itu bijaklah dalam bermedia sosial. Kalau jenengan bermedia sosial dengan baik, tentu orang lain senang,” papar Agung.
Perwakilan dari komunitas Info Lantas dan Kriminal Probolinggo (ILKP) Iwan, menuturkan bahwa ajakan bermedia sosial secara bijak sejatinya sudah sejalan dengan pembentukan komunitas fesbuk yang telah memiliki sekitar 43.000 anggota itu. “Kami punya visi dan misi yang sejalan dengan kepolisian, salah satunya ya identifikasi ranmor dengan stiker komunitas,” ujarnya. (din/arf).
Tinggalkan Balasan