Menu

Mode Gelap
Paslon Saling Klaim Kemenangan versi Quick Count, KPU Lumajang Imbau Tunggu Real Count Perolehan Suara Tertinggal versi Hitung Cepat, Rumah Cabup Lumajang Thoriqul Haq Sepi Bawaslu Sebut Ada Hitung Ulang dan TPS Roboh di Kota Probolinggo Pilkada Kota Probolinggo, Aminuddin-Ina Unggul 39,17 Persen versi Hitung Cepat Hasil Hitung Cepat Pilkada Lumajang, Indah-Yudha Ungguli Thoriq-Lucita Abd. Rasit Kandas di ‘Kandang’ Sendiri, Zulmi Akui Kekalahan

Religi & Pesantren · 14 Apr 2018 08:07 WIB

Wow. 1.000 Teplok Menyala di Ponpes Genggong


					Wow. 1.000 Teplok Menyala di Ponpes Genggong Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ada pemandangan berbeda di kawasan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jum’at (13/4/2018) malam. Ribuan teplok atau lampu minyak tanah kecil berjajar menghiasi sepanjang jalan menuju pesantren dan sekitar masjid.

Ya, sebanyak 1.000 teplok sengaja dinyalakan salah satu Ponpes tertua di Indonesia ini untuk memperingati Isro’ Mi’roj Rosulullah SAW, yang jatuh tepat pada 27 Rajab 1439 H, atau 13 April 2018. Pemasangan ribuan teplok ini, bahkan sudah menjadi tradisi, yang dilakukan setiap tahun oleh pihak pesantren.

“Karena pada bulan Rajab inilah panutan kita, Rasulullah SAW, melakukan perjalanan yang luar biasa dan membawa hadiah agung kepada umatnya, berupa sholat lima waktu,” kata Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, KH Hasan Mutawakkil Alallah.

Menyalakan teplok, kata Kiai Mutawakkil, sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, atas jasa-jasanya yang telah membawa umat islam dari jaman jahiliyah menuju dunia yang terang benderang. “Rasulullah pembawa cahaya, sehingga umat islam mampu keluar dari kegelapan,” papar Kiai yang juga Ketua PWNU Jatim ini.

Tradisi yang kemudian disebut sebagai malam seribu teplok ini, tak sekedar menjadi ‘alarm’ bagi santri akan jasa-jasa Rasulullah SAW, namun juga memberikan hiburan dan kesenangan tersendiri. Sebab, nyala teplok membuat kawasan pesantren penuh cahaya api yang membiaskan pancaran indah.

“Sangat senang mas, heboh, seru, satu tahun sekali Genggong mengadakan tradisi malam seribu lampu. Ini menjadi hiburan bagi kami, selain menambah cinta kami kepada Rasulullah SAW,” papar Fadil Hasan, santri asal Desa Dawuhan, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso. (*)

 

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Era Baru NU Kota Probolinggo Dimulai, Tiga Pilar jadi Spirit Gerakan

27 Oktober 2024 - 19:22 WIB

MUI Kab. Probolinggo Sebut Agen Zionisme Berkeliaran, Warga Diminta Waspada

29 Juli 2024 - 19:33 WIB

Ratusan Jamaah Haji Kota Probolinggo Tiba, Pj. Walikota Beri Pesan Begini

4 Juli 2024 - 13:06 WIB

Pura Mandhara Giri Semeru Agung tak Kecipratan APBD, Pimpinan Dewan Semprot Pemkab Lumajang

30 Juni 2024 - 19:54 WIB

Jamaah Haji Kota Probolinggo Dijadwalkan Tiba di Tanah Air 4 Juli 2024

27 Juni 2024 - 14:55 WIB

Jumlah Hewan Kurban di Probolinggo Berkurang, Perputaran Uang pun Turun

21 Juni 2024 - 22:38 WIB

Masya Allah! Berada di Pinggir Pantai, Sumur Kiai Mino Berasa Tawar

19 Juni 2024 - 19:57 WIB

Jemaah Aboge di Leces Probolinggo, Gelar Idul Adha Hari ini

19 Juni 2024 - 09:53 WIB

Pastikan Pemotongan Hewan Kurban Sesuai Syariat, MUI Kota Probolinggo Cek RPH

18 Juni 2024 - 16:46 WIB

Trending di Religi & Pesantren