PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pesan Presiden pertama RI, Soekarno yang berbunyi ‘Sebodoh-bodohnya orang, dia yang tidak tau sejarah, dan sehina-hinanya orang, dia yang memalsukan sejarah,’ rupanya diingat betul oleh masyarakat Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.
Hal ini setidaknya terlihat dari kegigihan warga Lereng Pegunungan Argopuro ini dalam menjaga peninggalan sejarah leluhur. Peninggalan sejarah yang kini menjadi jujugan di kawasan yang tak jauh dari Kebun Teh ini, adalah bangunan Candi Kedaton.
Ya, meski berada di ketinggian 921 meter diatas permukaan laut (MDPL), siapa sangka Desa Andung Biru memiliki bangunan bersejarah dalam bentuk Candi Kedaton. Konon, candi yang hanya mempunyai tinggi bangunan tak sampai 5 meter dan lebar sekitar 8 meter persegi ini, dibangun pada abad ke 14 Masehi.
Candi dengan arsitektur khas Hindu ini, terbilang unik dibandingkan candi pada umumnya. Selain tak menjulang, pada bagian atas candi terhampar latar, yang disebut-sebut sebagai altar dalam rapat keagamaan. Hal menonjol lain, pada dinding bangunan tergambar relief-relief manusia yang sedang berkumpul, bercengkrama satu sama lain.
“Candi Kedaton ini dipercaya sebagai peninggalan Dewi Rengganis, dulu menjadi tempat peristirahatan Dewi Rengganis. Terbukti dengan adanya sebuah kursi batu didalam Candi,” jelas Niman (49), Juru Kunci Candi Kedaton kepada PANTURA7.com, Sabtu (28/4/2018).
Setiap hari, menurut Niman, ada saja warga dan pengunjung yang datang ke Candi Kedaton. Mayoritas pengunjung yang datang dari luar, memanfaatkan Candi Kedaton untuk berswafoto, disamping menggali sejarah bangunan tua itu. “Setiap hari pasti ada pengunjung kesini mas,” kata Niman menambahkan.
Hanya saja, kemasyhuran Candi Kedaton tercoreng dengan akses jalan menuju lokasi, yang bisa dibilang jauh dari kata ideal. Tak hanya penuh kelokan dan rute naik turun, akses jalan sudah banyak yang rusak, sehingga menyulitkan sebagian pengunjung.
“Candinya bagus, unik dan kaya nilai sejarah. Hanya akses lokasinya kurang memadai, jauh dari kota dan akses jalan sudah rusak,” keluh salah seorang pengunjung, Tri Amelia Agustin Subandi.
Terpisah, Kepala Desa Andung Biru, Syamsudin mengatakan, keberadaan Candi Kedaton menjadi salah satu magnet warga luar daerah dalam berkunjung ke desanya. Bahkan, menurut Syamsudin, banyak pengunjung dari luar negeri, seperti Belanda, Jepang dan Australia yang sudah mendatangi Candi Kedaton.
“Dari luar negeri sudah banyak yang datang, tapi ya itu tadi mereka ngeluh karena akses jalan tidak mendukung, Tetapi tahun depan, Insya Allah sudah ada bantuan dari Dinas Pariwisata untuk pembangunan infrastruktur jalan ini,” ungkap Kades yang akrab disapa Sam itu. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan