Menu

Mode Gelap
Kapolres Lumajang Beberkan Kesulitan Kejar Tersangka Edi Dinsos Lumajang Berikan Bantuan Makanan untuk 677 Anak Yatim di 74 LKSA Mengenal Sumber Mata Air Gayam, Destinasi Wisata Baru yang Dikunjungi Wali Kota Probolinggo Lomba Keterampilan Siswa SLB di Jember, Panggung Prestasi Anak Berkebutuhan Khusus Tipiring Tidak Memberikan Efek Jera, Perda Miras di Probolinggo Bakal Direvisi Keterangan Sepihak dalam Kasus Ganja di Lumajang: Fakta atau Rekayasa?

Budaya · 11 Sep 2018 09:37 WIB

Asyiknya Nostalgia, Musik Ronjengan di Krejengan


					Asyiknya Nostalgia, Musik Ronjengan di Krejengan Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Presiden pertama, Ir Soekarno mengingatkan rakyatnya dengan istilah yang terkenal “Jasmerah” (Jangan sekali-kali melupakan sejarah). Ungkapan itu diperkuat oleh wartawan yang juga sastrawan, Mahbub Djunaidi bahwa sehina-hina manusia adalah pemalsu sejarah.

Demi merunut sejarah masa lalu, Nurul Huda, Kepala Desa Krejengan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo mengajak warganya bernostalgia. Ia berusaha mengangkat tradisi yang sudah punah, musik tradisional ronjengan.

Ronjengan (Madura) atau lesung (Jawa), “tempo doeloe” merupakan alat untuk menumbuk padi, jagung, hingga melumat batang sagu. Tetapi di sela-sela menggiling bahan makanan, warga desa biasa “kothekan” atau memukul-mukul lesung dengan antan (alu, Jawa). Bunyi-bunyian berirama itu juga menjadi tradisi saat warga bergotong-royong menumbuk padi menjelang hajatan.

Seiring dengan munculnya mesin penggilingan padi (huller) atau selep, lesung pun luput dari pandangan dan jangkauan ibu-ibu yang dulu menggelutinya. Ronjengan pun menjadi barang langka yang letaknya pun entah di mana.

“Bersamaan dengan datangnya Tahun Baru Islam, kami bersama warga bersepakat menghidupkan kembali musik ronjengan dengan membuat lomba. Alhamdulillah, warga antusias,” ujar Huda, Selasa (11/9/2018).

Ronjengan, alat penumbuk padi tradisional yang keberadaannya sudah tergerus zaman. (maf)

Antusiasme warga terlihat dari banyaknya yang mengikuti lomba ronjengan yakni, 12 peserta. Mereka berasal dari 16 RT yang berada di tiga dusun di Desa Krejengan.

Peserta lomba pun berbagi peran, ada vokalis, penabuh, hingga backing vokal. Sedangkan untuk alat ronjengan sudah disiapkan oleh panitia.

Huda pun tampak hadir saat penutupan lomba ronjengan bertema “Sinergitas Membangun Desa Untuk Maslahat”. Ia sengaja mengenakan setelan peci hitam, hem putih dipadu sarung biru tua.

“Para peserta lomba ronjengan melakukan persiapan satu minggu sebelum lomba. Mayoritas pesertanya ibu-ibu yang sudah pernah dan tahu bagaimana cara memainkan ronjengan ini. Mulai dari yang berusia muda sampai dengan yang lanjut usia (Lansia),” ujar Huda.

Petinggi desa itu di sela-sela ramah-tamah bersama perangkat desa menyampaikan, agar tradisi ronjengan terus dilestarikan. “Tujuannnya, agar semuanya, khususnya masyarakat di sini tidak lupa akan sejarahnya. Apalagi sudah menjadi budaya masyarakat Krejengan, yang mana budaya itu merupakan buah kearifan lokal yang menjadi ciri khas masyarakat,” lanjutnya.

Kembali hidupnya alat yang terbuat dari kayu seperti, jati, nangka, hingga trengguli berukuran sekitar sepanjang 2,5 meter dan selebar 0,5 meter itu diharapkan menjadi ikon Desa Krejengan.

“Supaya ronjengan tetap aman. Apalagi sekarang era globalisasi yang sangat kuat, sehingga bisa melunturkan seni tradisional, hanya dengan dicekoki oleh alat yang berbau elektronik,” ujarnya kepada PANTURA7.com. (*)

 

Penulis: Moh Ahsan Faradies

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 164 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dinsos Lumajang Berikan Bantuan Makanan untuk 677 Anak Yatim di 74 LKSA

25 April 2025 - 09:08 WIB

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

174 Warga Kota Probolinggo Bakal Naik Haji, Diminta Segera Lunasi BPIH

21 April 2025 - 19:52 WIB

Fenomena Tabrakkan Diri ke Kereta Api Mulai Marak di Kota Probolinggo, ini Kata Psikolog

21 April 2025 - 15:59 WIB

Kembalikan Layanan Penerbangan, Bandara Notohadinegoro Jember Direvitalisasi

20 April 2025 - 17:46 WIB

Bupati Lumajang Nilai Kinerja Tim SAR Cari Candra Sudah Maksimal

20 April 2025 - 16:19 WIB

Jalur Kereta Api di Lumajang Masa Kolonial, Tingkatkan Produksi dan Distribusi Komoditas Ekspor

20 April 2025 - 14:04 WIB

Pengajuan Dispensasi Pernikahan di Jember Jadi Lebih Rumit, Masyarakat Khawatir

19 April 2025 - 21:18 WIB

Trending di Sosial