PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pemilu berintegritas tidak hanya membutuhkan sistem dan penyelenggara yang baik dan berintegritas, namun juga calon anggota legislatif (Caleg) yang memiliki rekam jejak bersih, berkarakter, muda dan enerjik dengan pola pikir luas.
Kriteria itu sangat ideal bagi Caleg yang bakal bertarung memperjuangkan aspirasi masyarakat akar rumput (grass root) dalam Pemilu 2019, utamanya di Kabupaten Probolinggo. Betapa tidak, dengan luas wilayah mencapai 169.616,65 ha, ditopang penduduk yang mayoritas berkecimpung dalam bidang agraria, wakil rakyat energik dengan pola pikir luwes amat dibutuhkan.
Salah satu pemuda desa yang didorong memperjuangkan kaum ‘grass root’ dalam konstestasi Pileg 2019 di Kabupaten Probolinggo adalah Mahfud Hidayatullah (32), politisi muda Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang berasal dari Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu.
Mahfudz, dengan kematangannya sebagai jurnalis media cetak dan online sejak 2008, konstan memperjuangkan aspirasi masyarakat marginal melalui sejumlah tulisan. Selain itu, Mahfudz juga pernah malang melintang di sejumlah organisasi kepemudaan, seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan PC Ansor Kabupaten Probolinggo.
“Kita sebagai pemuda, harus mengambil peran dengan menawarkan dimensi baru kepada masyarakat. Tujuannya tak lain untuk menyerap aspirasi masyarakat, menegakkan keadilan dan memperjuangkan hak-hak mereka di parlemen,” ucapnya, Minggu (7/10/2018).

Mahfudz Hidayatullah saat melihat dan mendengarkan keluh kesah petani bawang di wilayah Kecamatan Dringu. (rs)
Ide dasar yang ingin disampaikan jebolan Universitas Panca Marga Probolinggo ini kepada masyarakat adalah politik gagasan, yang bersumber dari ‘political will’ semata-mata memperjuangkan kepentingan rakyat. “Dengan sumberdaya masyarakat yang mayoritas petani, nelayan dan buruh, tentu politik gagasan ini tidak mudah. Tetapi tidak ada yang tak mungkin,” cetusnya.
Dengan pendidikan politik yang beradab, lanjut Mahfudz, maka dengan sendirinya masyarakat akan alergi dengan politik uang maupun politik transaksional. Sebab masyarakat secara perlahan akan memahami bahwa politik transaksional hanyalah kepentingan instan dari para politikus culas.
“Saya terjun ke dunia politik untuk memberikan terobosan, menuangkan pendidikan politik dan mencegah pola politik yang cenderung transaksional,” tandas Mahfuds yang menjadi Caleg dalam daerah pemilihan (Dapil) 1, meliputi Kecamatan Dringu, Gending, Pajarakan dan Krejengan. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan