PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Destinasi wisata di Kabupaten Probolinggo seolah tak ada habisnya. Ragam wisata baru terus bermunculan, seakan berlomba dengan objek wisata yang telah menjelma menjadi jujugan tamasya. Kini para pemburu wisata alam bebas, mulai berburu surga wisata yang tersembunyi di sisi selatan Kabupaten Probolinggo.
Air Terjun Kali Pedati namanya, kemolekan pesona alamnya masih perawan, terawat dan terjaga dari pengrusakan alam. Air terjun eksotik ini, terletak di Desa Kalianan Kecamatan Krucil, kurang lebih 40 kilometer dari kota Probolinggo atau 30 kilometer jika di tempuh dari kota Kraksaan.
Menuju objek wisata air terjun Kalipedati begitu mudah, dari kantor KRPH Krucil menuju Desa Kalianan (areal parkir umum) hanya berjarak sekitar 6 kilometer dengan kualitas akses jalan yang mulai dibenahi. Disetiap sudut jalan, ada rambu – rambu penunjuk jalan di setiap persimpangan jalan.
Air Terjun Kali Pedati masih belum terlalu ramai pengunjung. Hal ini dikarenakan belum banyak orang yang mengetahui keberadaan air terjun setinggi 50 meter itu. Objek wisata alam ini menawarkan pesona yang berbeda dengan lainnya, murah ongkos tetapi kekayaan alamnya tak murahan.
Perpaduan antara eksotisnya air terjun, perkebunan kopi, vegetasi liar dan tebing alam yang menjulang menjadi kombinasi khas di spot wisata ini. Sangta pas bagi travelers backpackers, penikmat alam atau bahkan pecandu fotografi alam bebas.
“Keanekaragaman hayati disini lengkap, saya bisa lihat burung, primata, kelelawar serta beragam jenis rumput liar dan anggrek yang saling menempel di batang pohon kopi. Luar biasa, indah sekali,” kata salah seorang pengunjubg, Mohammad Hendra, Jum’at (21/12/2018).
Jika pengunjung cukup jeli memperhatikan diantara rapatnya semak semak di sekitar air terjun Kalipedati, akan ditemui buah Raspberry atau strawberry hutan, yakni tanaman semak dari keluarga RUBUS yang termasuk dalam tanaman semak.
“Rasanya asam manis segar dengan warna merah menyala. Buah ini kita makan diantara percikan air terjun, rasa penat kita hilang, kita benar-benar menyatu dengan alam,” tandas dia.
Karena belum tersedia fasilitas umum seperti tempat parkir kendaraan, Pengunjung bisa memanfaatkan halaman rumah penduduk di dusun terakhir dengan tarif seiklhasnya saja. Meski bukan parkir resmi, namun kendaraan dijamin aman.
“Sayang sekali fasilitas umum masih minim. Mudah-mudahan saja akses jalan dan insfrastruktur pendukung secepatnya dibangun akan objek wisata oni lengkap dan lebih nyaman,” harap Hendra. (*)
Penulis : Mohammad Rochim
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan