PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Bencana alam berupa gempa bumi dam tsunami yang bertubi-tubi melanda Indonesia, menciptakan fobia bagi masyarakat. Banyak warga, terutama mereka yang hendak melakukan kunjungan wisata, menggagalkan liburan demi alasan keselamatan.
Imbasnya, jumlah kunjungan di sejumlah objek wisata alam merosot drastis. Bahkan tak jarang, calon pelancong yang jauh-jauh hari sudah reservasi (pesan, red), rela uang muka yang dibayarkan hangus. Mereka tak jadi berwisata dengan dalih menghindari bencana.
Objek wisata snorkeling di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, tak luput dari imbas fobia bencana. Wisata menyelam dangkal di perairan yang dikenal sebagai kawasan endemik Ikan Nemo itu kini ditinggalkan wisatawan.
“Sejak tsunami di Banten dan Lampung, jumlah kunjungan disini berkurang. Setiap operator, biasanya melayani lebih dari 100 orang per hari. Sekarang, paling banyak cuma 20 orang,” kata salah seorang operator penyedia jasa Snorkeling Gili Ketapang, Musonif Kamil (28) Sabtu (29/12/2018).
Fobia bencana yang menjadi ‘bencana’ bagi pelaku wisata Snorkeling, menurut pemuda yang akrab disapa Kamil ini, memang kerap terjadi. Bencana-bencana yang berdampak langsung, terutama bencana pantai seperti tsunami dan ombak besar.
“Dulu waktu ada orang hilang di Perairan Puger Jember karena ombak besar, kita juga kena dampaknya. Pengunjung sepi, baik yang paket atau yang non-paket,” papar Kamil.
Padahal menurut Kamil, ombak di pantai Gili Ketapang saat ini relatif tenang, bahkan lebih tenang dari tahun sebelumnya. “Dulu saat mendekati tahun baru, ombaknya agak besar tetapi pengunjung banyak. Sekarang ini, yang terjadi sebaliknya,” urainya.
Kekhawatiran akan datangnya bencana saat tengah menikmati liburan, diakui Evilia (31) menjadi salah satu faktor ia enggan menikmati liburan di pantai pada libur tahun baru kali ini. Padahal ibu 2 anak ini, bersama keluarga sudah merencanakan untuk rekreasi di kawsan pantai.
“Awalnya saya ingin ke Pantai Duta, tapi anak-anak ngajaknya ke Pulau Gili Ketapang. Tapi rencana liburan ke pantai kita ganti ke kebun binatang, takut tsunami,” urai wanita yang tinggal di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan ini. (*)
Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan