Menu

Mode Gelap
Imbas Polemik Penjualan LPG 3 Kg, Stok di Pangkalan Berkurang Drastis Konyol! Maling di Sokaan Probolinggo Buang N-Max Curiannya ke Sungai Sempat Dilarang, Presiden Prabowo Instruksikan Pengecer Boleh Jual LPG 3 Kg Lagi Remaja Perempuan di Pasuruan Diperkosa Lalu Dibuang di Jalan Pendaftaran Ketua KONI Kota Probolinggo Akhirnya Dibuka, 4 Nama Beredar Januari Kelabu di Probolinggo, 174 Istri Gugat Cerai Suaminya

Nasional · 29 Des 2018 17:01 WIB

Fobia Bencana Yang Menjadi  ‘Bencana’


					Fobia Bencana Yang Menjadi  ‘Bencana’ Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Bencana alam berupa gempa bumi dam tsunami yang bertubi-tubi melanda Indonesia, menciptakan fobia bagi masyarakat. Banyak warga, terutama mereka yang hendak melakukan kunjungan wisata, menggagalkan liburan demi alasan keselamatan.

Imbasnya, jumlah kunjungan di sejumlah objek wisata alam merosot drastis. Bahkan tak jarang, calon pelancong yang jauh-jauh hari sudah reservasi (pesan, red), rela uang muka yang dibayarkan hangus. Mereka tak jadi berwisata dengan dalih menghindari bencana.

Objek wisata snorkeling di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, tak luput dari imbas fobia bencana. Wisata menyelam dangkal di perairan yang dikenal sebagai kawasan endemik Ikan Nemo itu kini ditinggalkan wisatawan.

“Sejak tsunami di Banten dan Lampung, jumlah kunjungan disini berkurang. Setiap operator, biasanya melayani lebih dari 100 orang per hari. Sekarang, paling banyak cuma 20 orang,” kata salah seorang operator penyedia jasa Snorkeling Gili Ketapang, Musonif Kamil (28) Sabtu (29/12/2018).

Salah satu pengunjung saat bersnorkeling menikmati pesona alam bawah laut Pantai Gili Ketapang. (Foto : Dok)

Fobia bencana yang menjadi ‘bencana’ bagi pelaku wisata Snorkeling, menurut pemuda yang akrab disapa Kamil ini, memang kerap terjadi. Bencana-bencana yang berdampak langsung, terutama bencana pantai seperti tsunami dan ombak besar.

“Dulu waktu ada orang hilang di Perairan Puger Jember karena ombak besar, kita juga kena dampaknya. Pengunjung sepi, baik yang paket atau yang non-paket,” papar Kamil.

Padahal menurut Kamil, ombak di pantai Gili Ketapang saat ini relatif tenang, bahkan lebih tenang dari tahun sebelumnya. “Dulu saat mendekati tahun baru, ombaknya agak besar tetapi pengunjung banyak. Sekarang ini, yang terjadi sebaliknya,” urainya.

Kekhawatiran akan datangnya bencana saat tengah menikmati liburan, diakui Evilia (31) menjadi salah satu faktor ia enggan menikmati liburan di pantai pada libur tahun baru kali ini. Padahal ibu 2 anak ini, bersama keluarga sudah merencanakan untuk rekreasi di kawsan pantai.

“Awalnya saya ingin ke Pantai Duta, tapi anak-anak ngajaknya ke Pulau Gili Ketapang. Tapi rencana liburan ke pantai kita ganti ke kebun binatang, takut tsunami,” urai wanita yang tinggal di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan ini. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

 

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pakar Geologi Sarankan Warga Terdampak Tanah Bergerak di Pasuruan untuk Pindah

2 Februari 2025 - 19:10 WIB

Sambut Ramadhan, SOYJOY Suguhkan Varian Baru Kurma Nastar

31 Januari 2025 - 14:04 WIB

Penipuan Berkedok Tender MBG di Pasuruan Terungkap, 5 Orang Ditangkap

31 Januari 2025 - 04:53 WIB

Pj Gubernur Jatim Tinjau Lokasi Pergerakan Tanah di Pasuruan, Kajian Geologi Segera Dilakukan

30 Januari 2025 - 19:27 WIB

Babad Candi Sudut, Pagar Pembatas Candi Jabung dari Kejahatan

30 Januari 2025 - 14:30 WIB

Terakhir Wulan Kapitu, Akses Wisata Bromo Ditutup, Banyak Wisatawan Kecewa

28 Januari 2025 - 12:37 WIB

Hari Libur Panjang Telah Tiba, Saatnya Menikmati Sensasi Makan Durian Masak Pohon

27 Januari 2025 - 11:38 WIB

Libur Tahun Baru 2025, 3 Ribu Wisatawan Kunjungi Bromo

2 Januari 2025 - 18:33 WIB

Liburan Tahun Baru, Wisata Banyubiru Dibanjiri Ribuan Pengunjung

1 Januari 2025 - 16:02 WIB

Trending di Wisata