Menu

Mode Gelap
Truk ODOL di Puger Jember Tuai Polemik, DPRD Panggil Dishub Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan Soroti Plaza Gempol, Desak Perbaikan Manajemen Omah Duren, Sajikan Legitnya Durian Montong di Dataran Tinggi Lumbang Tenaga Non-ASN Jember Menjerit! Honor Tak Cair, Wadul ke DPRD Pengunjung Keluhkan Tarif Pendamping Pendakian ke Ranu Kumbolo Lumajang Pj Bupati Lumajang Minta Pengelolaan Administrasi Jadi Kunci Utama dalam Program Pembangunan yang Efektif

Budaya · 8 Mei 2019 09:31 WIB

Yukh, Kenal Lebih Dekat Dengan Majelis Dakwah Tamru Genggong


					Yukh, Kenal Lebih Dekat Dengan Majelis Dakwah Tamru Genggong Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sebagian masyarakat Kabupaten Probolinggo tentu sudah tak asing dengan Majelis Tamru Genggong. Apalagi bagi mereka yang pernah mondok di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Desa Karang Bong, Kecamatan Pajarakan.

Tamru merupakan akronim dari Majlis Ta’lim wal Maulid Raudhatul Ulum, sebuah majelis dibawah asuhan KH. Moh Hasan Naufal. Majelis ini berdiri sejak 2007 lalu, yang bermula dari permintaan warga kepada KH. moh Hasan Naufal agar mengembangkan majelis keagamaan.

Seperti yang disampaikan oleh Gus Boy, sapaan akrab KH. Moh. Hasan Naufal, majelis Tamru sama seperti majelis keagamaan lain yang ada di Probolinggo. Majelis ini mengkolaborasikan antara dakwah dengan kesenian. Dengan metode ini, dakwah lebih mudah diterima masyarakat.

“Memang berbeda, dakwah model pidato dengan dakwah yang dibumbuhi kesenian didalamnya. Apalagi, juga ada ngaji kitabnya, ya secara otomatis akan jauh lebih berbeda, ” kata Gus Boy, Rabu (8/5/2019).

Ribuan jama’ah yang menghadiri acara Majelis Tamru Genggong. (Foto : istimewa)

Perbedaan yang paling mencolok antara majelis Tamru dengan majelis lain, lanjut Gus Boy, yakni ketersediaan kitab setiap kali diadakan. Menurutnya, dengan metode itu maka dakwah lebih mengena, dalam arti mudah diterima masyarakat atau jama’ah majelis.

“Maysarakat yang hadir ke majelis ta’lim akan mencatat, bahkan membeli kitab. Ada dua Kitab yang kami bawa, pertama kitab Safinatun Najah karangan kiyai sepuh (Pengasuh ke-2 Genggong, red) dan kedua kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Ghozali,” tutur Gus Boy.

Dakwah yang diselingi kesenian, menurutnya sudah ada sejak penyebaran islam di tanah Jawa pada masa walisongo. Dalam penyebaran dakwah itu, walisongo tidak membuang langsung kesenian nusantara senyampang tidak bertentangan dengan syariat islam.

“Karena itu, kami mengadopdi apa yang dilakukan walisongo. Karena keberadaan majelis ta’lim tidak lepas dengan sejarah datangnya islam ke nusantara,” jelasnya.

Sedangkan untuk nama Tamru sendiri, kiai yang menjadi salah satu Pengasuh Ponpes Genggong ini menjelaskan, nama itu berasal dari bahasa arab yang artinya ‘Kurma’. Berbekal filosofi kurma kemudian nama tersebut diambil dan dijadikan nama majelis.

“Buah kurma itu kan bisa diterima oleh seluruh kalangan. Bisa dikonsumsi bagi yang terkena penyakit, bahkan juga buah kurma merupakan buah kesukaan baginda nab Muhammad. Maka itu kami ambil nama tamru. Nama itu, baru muncul pada 2017 lalu saat saya umroh,” papar dia.

Hingga Kini, Gus Boy menguraikan, wilayah dakwah majelis Tamru masih seputaran wilayah Kabupaten dan Kota Probolinggo saja. Meski demikian, telah banyak permintaan dakwah datang dari luar daerah. “Karena kami memiliki tujuan dan komitmen dalam urusan itu,” ucap Gus Boy. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 317 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Perluas Dakwah, NU Krejengan Probolinggo Gelar Pelatihan Digital

10 Februari 2025 - 15:43 WIB

Kirab Pataka Semarakkan Hari Jadi ke-339 Kota Pasuruan

8 Februari 2025 - 17:05 WIB

KAI Daop 9 Jember Siapkan 24 Perjalanan Kereta untuk Lebaran 2025

7 Februari 2025 - 19:43 WIB

Marak Pembuangan Bayi di Sungai, LBH Jentera Perempuan Jember Ngaku Prihatin

3 Februari 2025 - 18:40 WIB

Tim Ahli Teliti Koin Kuno Pasuruan, Warisan Sejarah atau Bukan?

31 Januari 2025 - 18:34 WIB

Seindah Panorama Semeru, Senikmat Kopi Khas Senduro

29 Januari 2025 - 15:27 WIB

Akan Dibantu Alat EWS Baru dari Swiss, BPBD Lumajang Masih Kaji Sesuai Kebutuhan

29 Januari 2025 - 12:51 WIB

Mengenal Sofia, Aktivis asal Leces yang Kini Menakhodai Fatayat NU Kabupaten Probolinggo

27 Januari 2025 - 13:04 WIB

Petani Pasuruan Temukan Ribuan Koin Kuno dan Guci Bertuliskan Aksara Tiongkok

26 Januari 2025 - 14:34 WIB

Trending di Regional