PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Niat seorang petani muda yang awalnya coba-coba siapa sangka berbuah bisnis. Ialah Idrus Romadoni, yang kini sukses menekuni budidaya buah kelengkeng yang jarang dilakukan di Kota Probolinggo.
Dikunjungi PANTURA7.com pada Rabu (12/6/2019) pagi, pria yang akrab disapa Doni ini tinggal di RT 03 RW 05 Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Ia membudidayakan tanaman kelengkeng sejak sekitar lima tahun lalu.
Ditanam di halaman rumahnya, dua pohon kelengkeng itu ia rawat. Yang satu berukuran agak besar, satunya lagi berukuran sedang. Hanya yang besar ia lindungi dengan jaring karena khawatir diserang hama.
“Awalnya sih coba-coba dengan membeli bibit kelengkeng lalu saya tanam di depan rumah . Saya rawat ternyata tumbuh subur dan berbuahnya lumayan banyak,” ucap bapak dua anak ini.
Dalam setahun, buah kelengkengnya bisa dua kali dipanen. Untuk masing-masing pohon bisa sampai 1 kuintal buah kelengkeng ranum. Namun tidak semudah itu baginya untuk tiba-tiba panen dan menikmati hasil.
“Kadang ada saja gangguannya. Seperti kelelawar yang makan buah kalau malam hari. Makanya saya beri jaring untuk melindung pohon secara keliling,” ujarnya.
Lanjut Doni, ada saja pembeli datang ketika panen tiba. Biasanya ia menjual kelengkeng dengan harga Rp 30.000/Kg. Tidak hanya warga Kota Probolinggo namun juga ada warga Kraksaan, termasuk Lumajang yang tertarik membelinya.
Iapun berharap budidaya kelengkeng bisa tetap eksis dan juga mendapat perhatian oleh Pemkot Probolinggo. “Mungkin perlu ada perhatian ya dari pemerintah seperti bantuan jaring karena agak mahal saya beli,” tandasnya.
Kendati tak ada tambahan obat untuk budidaya kelengkeng, buah yang sempat dimakan sejumlah awak media rasanya manis. Tak ubahnya buah kelengkeng yang dijual di pasar.
Tidak hanya Doni seorang yang berhasil membudidayakan kelengkeng varietas untuk dataran rendah itu. Sejumlah warga di Kota Probolinggo yang berjuluk Kota Bayuangga (bayu = angin, anggur, dan mangga) pun menanam kelengkeng di pekarangan rumahnya.
Bahkan dibandingkan populasi tanaman anggur, dipastikan lebih banyak warga yang menanam kelengkeng. Indikasinya mudah, tanaman anggur susah ditemui di Kota Probolinggo, bahkan di jalan yang notabene Jalan Angguran.
Sementara tanaman kelengkeng kini banyak menghiasi halaman rumah di Probolinggo. Terkadang bersanding dengan tanaman mangga, yang masih bertahan. Ketika Angin Gending, khas Probolinggo bertiup kencang di pertengahan hingga akhir tahun. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan