Menu

Mode Gelap
Gadis ABG Minggat dari Rumah, Tinggalkan Surat Menyentuh untuk Keluarga Pungli di Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang Viral di Media Sosial Rumah Diterjang Banjir, Lansia di Winongan Pingsan Banjir Kembali Rendam Ribuan Rumah di Winongan Pasuruan Akselerasi Program Prioritas Bakal Warnai 100 Hari Kerja Gus Haris – Ra Fahmi Pasca Dilantik Gunung Semeru Erupsi, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Lingkungan · 24 Jun 2019 08:19 WIB

Melihat Potret Pemukiman Kumuh di Kota Probolinggo


					Melihat Potret Pemukiman Kumuh di Kota Probolinggo Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Bantaran sungai selalu identik dengan pemukiman kumuh. Kondisi itu rupanya juga ada di bantaran Sungai Banger yang berada di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Pantauan PANTURA7.com pada Senin (24/6/2019) pagi, kekumuhan itu nampak terlihat. Namun bagi warga sekitar hal itu sudah menjadi biasa, pasalnya sudah bertahun-tahun kondisi itu terjadi.

Tak hanya sungai yang debit airnya menipis, jamban sementara yang ada membuat limbahnya langsung dibuang di sungai. Kondisi itu diperparah dengan adanya sampah tak hanya plastik bahkan ada pembalut dan popok bayi.

Warga RT 3 RW 14 Hj. Nurjannah mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama. Bahkan ketika ia masih beranjak dewasa hingga saat ini.

“Sudah lama seperti itu, ada jamban yang langsung dibuang ke sungai. Soalnya masih ada warga yang tidak punya jamban sendiri,” ucapnya.

Seorang warga tengah membersihkan sampah yang mengambang di Sungai Banger. (Foto : Rahmad Soleh).

Lanjutnya, pemerintah sebelumnya sudah pernah membuat jamban umum di sisi selatan. Namun setelah itu warga masih kurang merawatnya.

“Ya dulu sudah ada juga tapi ya kurang dirawat. Kalau misalkan jamban sementara itu rusak warga yang gak punya jamban susah nantinya,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Umi Kulsum (34). Ibu rumah tangga ini mengaku, sampah-sampah di sungai merupakan kiriman dari arah selatan. Tak hanya menimbulkan bau tak sedap, juga merusak pemandangan.

“Itu dari selatan sampahnya yang mengalir. Kalau warga sini ada tempat sampahnya yang tiap hari diambil,” tegasnya.

Sementara Ketua RT setempat Abdullah (47) mengakui jika warga di sekitar Sungai Banger masih belum banyak yang sadar akan kebersihan lingkungan. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab kumuhnya pemukiman.

“Meski sudah disarankan untuk tidak membuang sampah di sungai mereka justru tidak mau menerimanya. Itu sudah bolak- balik diperingatkan,” ujarnya.

Melihat kondisi itu, Abdullah berharap, agar pemerintah bisa turun tangan mencari solusi terbaik untuk lingkungan di daerahnya.

“Baik yang berkaitan pola penyadaran masyarakat soal pentingnya lingkungan termasuk budaya tidak berjamban di sungai,” jelasnya saat ditemui awak media di rumahnya. (*)

 

Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Akselerasi Program Prioritas Bakal Warnai 100 Hari Kerja Gus Haris – Ra Fahmi Pasca Dilantik

17 Desember 2024 - 16:22 WIB

Gunung Semeru Erupsi, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

17 Desember 2024 - 15:10 WIB

Sebanyak 2.976 Ikut PPPK, Hanya 653 Orang Akan Diterima

17 Desember 2024 - 14:49 WIB

Jalur Piket Nol Lumajang Dilanda Tanah Longsor Lagi

16 Desember 2024 - 18:44 WIB

Bangganya Pj. Bupati Lumajang, 69 Desa Berstatus Desa Mandiri

16 Desember 2024 - 15:48 WIB

Bupati Probolinggo Terpilih Gus Haris Tinjau Tanggul Jebol di Penambangan, Siapkan Penanganan Khusus

15 Desember 2024 - 14:36 WIB

Hanya 70 Desa Sudah Bayar PBB-P2 Tepat Waktu di Lumajang

13 Desember 2024 - 11:43 WIB

Pj Bupati: Hakordia 2024 Bukan Hanya Jadi Ajang Seremonial

10 Desember 2024 - 13:43 WIB

Konflik Polusi Udara tak Kunjung Reda, DPRD Lumajang Siapkan Langkah Begini

9 Desember 2024 - 18:53 WIB

Trending di Lingkungan