PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Di Hari Batik Nasional produksi batik khas Kota Probolinggo tidak kalah bersaing dengan batik kondang seperti dari Pekalongan. Bahkan batik Kota Probolinggo ikut bersaing di kancah internasional.
Contohnya, produk batik di Mawar Permai Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan ini. Dijumpai pada Rabu (2/10), perajin batik D’Aisha tengah melakukan proses pembuatan kain batik.
Pemilik yakni Yayuk Setiowati (53) ini menuturkan, mulai menekuni batik sejak 2011 silam. Awalnya ia hanya memiliki galeri batik umum, namun ada saran kenapa tidak khusus batik khas Probolinggo.
Dari situlah, kemudian ia kembangkan menjadi batik khas Kota Probolinggo bernama “Bayuangga”. Ada ciri khas khusus pada batiknya, yakni melalui pewarnaan remasol yang identik dengan warna cerah dan bercorak.
Kain yang dipilih pun berbagai jenis, seperti katun prima, primis, dobi hingga sutra. Berbagai corak batik juga ia kembangkan seperti kembang peksi, kembang dok, kembang janggel.
Tak hanya kain, hasil produksi batiknya juga bervariasi. Mulai jaket, kemeja, blouse, hingga tas dan sepatu serta aksesoris batik lainnya.
Istri dari Dwi Putantro Rio (55) ini menuturkan banyak tantangan yang dilalui hingga batiknya dilirik pasar internasional.
Hambatan baginya selalu ada karena persaingan yang begitu ketat. Namun ia punya cara jitu yakni inovasi yang harus dikembangkan bahkan sampai belajar ke Madura dan Solo.
“Hambatan pasti ada, namun harus kita lalui. Peran Pemkot Probolinggo melalui DKUPP termasuk Kadin juga membantu kami. Seperti lewat pelatihan dan pemasaran juga,” jelas ibu tiga anak ini.
Ia menjelaskan, sejumlah negara meminat batik produksinya. Meski belum dalam skala besar sejumlah negara pernah membeli seperti Hongkong, Arab dan Moscow.
Dirumah produksinya, ia kini juga dibantu beberapa karyawannya. Ia berharap di Hari Batik Nasional masyarakat semakin cinta batik dan khususnya Batik Probolinggo bisa bersaing di kancah internasional. (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan