Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Budaya · 22 Okt 2019 09:19 WIB

Atraksi Kekebalan Tubuh Hingga Polok’an Meriahkan HSN di Genggong


					Atraksi Kekebalan Tubuh Hingga Polok’an Meriahkan HSN di Genggong Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kemeriahan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 tak hanya diwarnai apel besar oleh seluruh santri di Pondok Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.

Pesantren Genggong juga menampilkan atraksi yang membuat decak kagum para peserta apel, baik itu dari kalangan kaum sarungan, tenaga pendidik hingga pengasuh psantren yang hadir dalam rangka memeriahkan HSN 2019.

Penampilan tersebut, yaitu atraksi para pesilat dari Pagar Nusa dan Gasmi Genggong. Salah atraksi yang ditunjukkan yakni pamer kekebalan badan, lerut dipukul menggunakan palu yang diatasnya sudah diletakkan batu besar hingga dilindas motor trail.

Dalam kesempatan ini, 2 Pengasuh Pesantren Genggong, KH. Moh Hasan Maulana dan KH. Muhammad Haris Damanhuri diberi kesempatan untuk tes kekuatan pesilat dengan memukulkan palu besar ke perut pesilat saat sedang beratraksi di halaman P5.

Selain menampilkan atraksi, usai pelaksanaan apel Hari Santri Nasional (HSN) 2019, ribuan santri, guru dan keluarga besar Pesantren Genggong juga menggelar salah satu tradisi yang selama ini sering dilakukan, yakni ‘Polok’an’.

Polok’an adalah makan bersama dengan duduk lesehan berjejer panjang. Alas makanan berupa nasi dan lauk pauk, biasanya berupa daun pisang atau plastik berukuran panjang.

Tradisi Polo’an di Ponpes Genggong antara Santri dan Pengasuh Pondok seusai menggelar apel HSN. (Foto : Kominfo PZH Genggong for P7.com)

Sementara bahan-bahan makanan yang disajikan, yaitu nasi jagung, ikan teri dipadu dengan terong bakar dan sambal pedas khas santri. Makin berdesakan, semakin meriah pula makan polok’an ini.

Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, sebenarnya banyak makna yang tersimpan dibalik polo’an yang menjadi tradisi ala pesantren. Terutama adalah kandungan tali silaturahmi antara santri dan kiainya.

“Ada nilai silaturrahim dan kebersamaan baik di antara sesama santri, maupun dengan pengasuh. Tidak ada sekat di antara kita dengan tetap menjaga ahklaqul karimah,” kata Kiyai Mutawakkil Rabu (22/10).

Kiai Mutawakkil menambahkan, polok’an akbar ini tak lain sebagai rasa syukur dan ungkapan gembira dengan adanya HSN. Menurutnya, polok’an adalah salah satu ciri khas santri di pesantren manapun di negeri ini.

“Kalau ada pesantren yang tidak ada polok’annya, itu mungkin tergolong pesantren baru, pesantren yang tidak ada tradisi polok’an berarti tidak memiliki karomah dan tidak ada ikatan kuat. Karena rata-rata pondok salaf itu santrinya suka polok’an,” tuturnya. (*)


Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad


Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Demi Swasembada Gula Nasional Butuh Dukungan Semua Menteri

20 November 2024 - 19:29 WIB

Era Baru NU Kota Probolinggo Dimulai, Tiga Pilar jadi Spirit Gerakan

27 Oktober 2024 - 19:22 WIB

Huntap Lumajang Jadi Percontohan Nasional

24 Oktober 2024 - 16:49 WIB

Sah! Prabowo-Gibran Dilantik jadi Presiden-Wapres RI

20 Oktober 2024 - 13:43 WIB

KIM Desa di Lumajang Masuk 10 Besar Nasional dan 10 Besar Jatim

15 Oktober 2024 - 15:30 WIB

Terkendala Anggaran, Persipro 54 Terancam Gagal Arungi Liga 3 Jatim

10 Oktober 2024 - 11:49 WIB

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Trending di Budaya