PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pasca ambruknya plafon atap ruang kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Desa Sumberpoh, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat melakukan pendataan. Seluruh SDN se Kabupaten Probolinggo ditinjau kondisi gedungnya.
Hasilnya, dari 560 gedung SDN yang tersebar di 24 kecamatan se Kabupaten Probolinggo, sekitar 20 persen atau 112 gedung masuk kategori rusak berat dan rawan ambruk. Sisanya, masing-masing dianggap rusak dengan kategori sedang hingga ringan.
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina menyampaikan, pendataan sekolah tersebut dilakukan sebagai antisipasi terjadinya gedung sekolah roboh. Baik karena faktor alam, lebih-lebih karena disebabkan usia bangunan yang menua.
“Sekitar 20 persen dari total seluruh sekolah SD yang ada di Kabupaten Probolinggo, tergolong rusak berat. Tapi pasti ada renovasi dan pembangunan juga, yakni 50 ruang kelas per tahun,” kata Dewi, Minggu (17/11).
Untuk anggran rehab dan pembangunan ruang kelas, lanjut Dewi, pihaknya menganggarkan melalui dana alokasi umum (DAU) sekitar Rp 25 miiliar dan juga dari dana alokasi khusus (DAK) sejumlah Rp 23 miliar.
“Setiap tahun kami anggarakan, baik dari DAU maupun DAK. Jadi setiap tahunnya memang cukup banyak dana yang kami anggarkan untuk bangunan sekolah. Tapi tidak langsung keseluruhan, harus antri juga” tuturnya.
Poin penting dari pembangunan tersebut, menurut Dewi, sekolah yang dibangun berdiri diatas lahan milik negara. Yang banyak ditemui selama ini, jelasnya, tidak sedikit sekolah negeri berdiri diatas lahan yang masih belum menjadi milik negara.
“Salah satunya di SDN Sumberpoh yang kapan hari ambruk. Mungkin kita akan bangun tahun depan, karena masih akan menyelesaikan status lahan yang belum sertifikat. Kalau dibangun sebelum sertifikat, takut ada masalah,” ujar Dewi.
Diketahui, plafon atap ruang kelas 3 SDN Sumberpoh, ambrol Rabu (13/11) sekitar pukul 01.00 WIB. Untungnya, plafon ambruk diluar kegiatan belajar mengajar (KBM). Selain satu ruag kelas ambruk, dua kelas lain kondisinya memprihantinkan. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT