PAJARAKAN-PANTURA7.com, Puluhan siswi Madrasah Aliyah (MA) Zainul Hasan Genggong Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) jurnalistik di Aula Hasbanah madrasah setempat, Jum’at (29/11/).
Diklat dalam rangka Gelem-Sulis (Gerakan Literasi Madrasah – Siswa Madrasah Menulis) yang diprakarsai Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini mengambil tema ‘Menumbuhkan Budaya Literasi di Era Industri 4.0 dan Society 5.0’.
Pemateri dari PANTURA7.com, Ikhsan Mahmudi menjelaskan tentang bentuk berita, jenis berita, unsur berita, nilai berita, dan serba-serbi menjadi jurnalis. Sesekali pemateri memberikan joke segar agar peserta tidak tegang.
Dalam sesi pemaparan materi yang berlangsung selama dua jam, peserta yang mayoritas santriwati Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong nampak antusias. Beberapa diantaranya bertanya tentang materi yang diberikan.
Di ujung kegiatan hari pertama, diklat ditutup dengan praktik membuat sebuah berita sederhana, yang dipandu oleh CEO PANTURA7.com, Babul Arifandhie. Peserta diminta membuat berita seputar diklat jurnalistik yang mereka ikuti.
Pembina OSIS MA Zainul Hasan Genggong, Mohamad Hendra menjelaskan, selain diklat jurnalistik terdapat pula diklat menulis buku dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, ada sekitar 80 siswi dan 45 siswa yang menjadi peserta.
“Kegiatan berlangsung tiga hari. Hari pertama diklat jurnalistik dan hari kedua bedah tulisan buku, peserta seluruhnya putri. Nah hari terakhir, pesertanya putra,” terang Hendra, Minggu (1/12).
Kepala MA Zainul Hasan, Non Hassan Ahsan Malik mengatakan, diklat tersebut bertujuan untuk mengasah kemampuan anak didik dalam dunia literasi. Baik menulis buku berita, puisi ataupun tulisan lepas.
“Sehingga tulisan santri bisa dinikmati oleh khalayak umum atau dunia luar,” kata Non Alex, panggilan akrab Non Hassan Ahsan Malik.
Kemampuan literasi, imbuh Non Alex, sangat bermanfaat seiring perkembangan zaman. Saat ini, jelasnya, banyak sarana untuk menumpahkan buah pemikiran melalui dinding-dinding media seperti media sosial facebook, wordpress ataupun website.
“Sehingga dengan sarana itu buah pemikiran kita mampu menyebar ke seluruh pelosok desa, yang bisa dinikmati orang-orang dalam genggaman tangan, melaui ponsel,” urainya.
Pemateri diklat, Ikhsan Mahmudi berharap, materi pelatihan dasar yany diberikan dapat memberikan bekal siswa-siswi dalam menulis yang nanti bisa dikembangkan menjadi sebuah karya.
“Dengan diklat jurnalistik ini, mereka tidak harus jadi wartawan. Tetapi dengan belajar jurnalistik mereka kelak tahu dan melek seni budaya, termasuk budaya literasi,” tandas Ikhsan. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Editor : A. Zainullah FT