GENDING-PANTURA7.com, Tewasnya Mustafa Syarif (70) muazin asal Dusun Tambak, Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
Di mata keluarga, korban merupakan sosok periang dan senang bergurau di usianya yang sudah lanjut. Keluarga tidak menduga, kalau korban akan meninggal dengan cara dibunuh.
Fatimah (57) istri korban saat ditemui di Kamar Mayat (KM) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan, mengungkapkan, kalau suaminya tidak pernah memiliki musuh. Hal itu terlihat dari pekerjaannya sehari-hari.
“Selain jadi tukang azan di masjid, suami saya cuma pencari rumput untuk sapinya dan hanya menjaga kolam pemancingan ikan mujahir. Jadi saya kira tidak punya musuh,” katanya.
Akan tetapi, menurut Fatimah, seminggu sebelum korban ditemukan tewas, ia sempat mendengar korban curhat. Korban mengaku, pernah didatangi orang tak dikenal yang memancing di kolamnya, akan tetapi hanya membayar dengan roti.
“Biasanya kalau orang mancing di kolamnya itu bayar lima belas ribu sampai dua puluh ribu. Itu nanti kalau pulang uangnya langsung dikasihkan ke saya. Tapi saat menerima bayaran roti, katanya sempat menegur,” jelasnya.
Tak hanya itu, Fatimah juga menceritakan, bahwa ia sempat meminta korban berhenti menjaga kolam pemancingan, karena selain lokasi yang lumayan jauh, menurut Fatimah, korban juga pernah didatangi oleh orang-orang yang terlibat kasus hukum.
“Ya, seminggu lalu suami saya bercerita kalau didatangi maling. Maling itu meminta kepada suami saya, kalau tempat kolam pemancingan ikannya akan dijadikan tempat penitipan sapi curian. Dari itu saya minta agar berhenti jaga kolam,” kenang Fatimah.
Permintaan itulah, lanjut perempuan empat anak ini, lantaran dirinya takut jika suaminya teranam jiwanya. Sehingga Fatimah memaksa agar menutup pemancingan ikan tersebut kepada suaminya.
“Cuma itu firasat saya sebelum akhirnya suami saya ditemukan mati di tempat pemancingan. Saya harap pihak kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini, karena saya yakin suami saya tidak memiliki musuh,” harapnya.
Diketahui, sekitar pukul 7.30 WIB tadi, warga Desa Curahsawo digegerkan dengan penemuan mayat di sebuah kolam pemancingan di Gunung Bentar. Mayat ditemukan cucunya sendiri dengan kondisi mengapung dan tangan-kaki yang terikat tali rafia. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: A. Zainullah FT