Menu

Mode Gelap
Dua Truk Adu Banteng di JLS Kota Probolinggo, lalu Terbakar Cegah Politik Uang, Ratusan Mahasiswa di Probolinggo Menyebar Awasi TPS Dapat DBHCHT, RSUD Lumajang Akan Gunakan untuk Kelengkapan Kesehatan Dana Desa di Pasuruan Diduga Diselewengkan Anggota KPPS di Pasuruan Dukung Paslon saat Kampanye Akbar, KPU Siapkan Sanksi Hari Tenang, Pencopotan APK di Kabupaten Pasuruan Digencarkan

Peristiwa · 24 Des 2019 10:09 WIB

Sebelumnya, Korban Didatangi Maling Sapi di Kolam Pemancingan


					Sebelumnya, Korban Didatangi Maling Sapi di Kolam Pemancingan Perbesar

GENDING-PANTURA7.com, Tewasnya Mustafa Syarif (70) muazin asal Dusun Tambak, Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Di mata keluarga, korban merupakan sosok periang dan senang bergurau di usianya yang sudah lanjut. Keluarga tidak menduga, kalau korban akan meninggal dengan cara dibunuh.

Fatimah (57) istri korban saat ditemui di Kamar Mayat (KM) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan, mengungkapkan, kalau suaminya tidak pernah memiliki musuh. Hal itu terlihat dari pekerjaannya sehari-hari.

“Selain jadi tukang azan di masjid, suami saya cuma pencari rumput untuk sapinya dan hanya menjaga kolam pemancingan ikan mujahir. Jadi saya kira tidak punya musuh,” katanya.

Akan tetapi, menurut Fatimah, seminggu sebelum korban ditemukan tewas, ia sempat mendengar korban curhat. Korban mengaku, pernah didatangi orang tak dikenal yang memancing di kolamnya, akan tetapi hanya membayar dengan roti.

“Biasanya kalau orang mancing di kolamnya itu bayar lima belas ribu sampai dua puluh ribu. Itu nanti kalau pulang uangnya langsung dikasihkan ke saya. Tapi saat menerima bayaran roti, katanya sempat menegur,” jelasnya.

Tak hanya itu, Fatimah juga menceritakan, bahwa ia sempat meminta korban berhenti menjaga kolam pemancingan, karena selain lokasi yang lumayan jauh, menurut Fatimah, korban juga pernah didatangi oleh orang-orang yang terlibat kasus hukum.

“Ya, seminggu lalu suami saya bercerita kalau didatangi maling. Maling itu meminta kepada suami saya, kalau tempat kolam pemancingan ikannya akan dijadikan tempat penitipan sapi curian. Dari itu saya minta agar berhenti jaga kolam,” kenang Fatimah.

Permintaan itulah, lanjut perempuan empat anak ini, lantaran dirinya takut jika suaminya teranam jiwanya. Sehingga Fatimah memaksa agar menutup pemancingan ikan tersebut kepada suaminya.

“Cuma itu firasat saya sebelum akhirnya suami saya ditemukan mati di tempat pemancingan. Saya harap pihak kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini, karena saya yakin suami saya tidak memiliki musuh,” harapnya.

Diketahui, sekitar pukul 7.30 WIB tadi, warga Desa Curahsawo digegerkan dengan penemuan mayat di sebuah kolam pemancingan di Gunung Bentar. Mayat ditemukan cucunya sendiri dengan kondisi mengapung dan tangan-kaki yang terikat tali rafia. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dua Truk Adu Banteng di JLS Kota Probolinggo, lalu Terbakar

25 November 2024 - 16:35 WIB

Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir

22 November 2024 - 14:45 WIB

Tiga Kendaraan Kecelakaan di Pandaan, Dua Orang Luka

18 November 2024 - 16:07 WIB

Tiga Rumah di Bantaran Ludes Terbakar, Dua Warga Luka Bakar

17 November 2024 - 08:02 WIB

Gudang Mebel Antik di Desa Pesisir Terbakar, Kerugian Rp 600 Juta

15 November 2024 - 07:01 WIB

Mayat Bayi Perempuan Hebohkan Warga Guyangan Krucil

8 November 2024 - 16:27 WIB

Mobil Tertabrak Kereta di Pasuruan, Lima Orang Luka-luka

7 November 2024 - 15:16 WIB

Laka Maut di Winongan, Pengendara Motor Tewas, Satu Luka Parah

6 November 2024 - 12:30 WIB

Innalillahi! Janda Penunggu Warkop Akhiri Hidup dengan Cara Tragis

3 November 2024 - 18:02 WIB

Trending di Peristiwa