Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Berita Pantura · 29 Feb 2020 07:47 WIB

Sering Banjir, Harga Cabai Anjlok


					Sering Banjir, Harga Cabai Anjlok Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Musim panen raya membuat harga cabai merah besar dan harga cabai hijau, turun drastis. Hal ini rupanya banyak mendapat keluhan dari berbagai pihak, entah dari pihak pedagang yang berada di Pasar Semampir, maupun dari petani.

Pantauan PANTURA7.com, harga cabai merah besar atau cabai keriting, saat ini mencapai harga Rp. 17 ribu per kilogram di pasaran, dari harga sebelumnya Rp. 50 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cabai hijau, harganya saat ini Rp. 15 per kilogram dari harga awal Rp. 40 per kilogram.

Turunnya harga karena stok mulai melimpah, setelah mendapat pasokan cabai dari luar daerah. Selain itu, kualitas cabai juga tidak begitu bagus karena banyak daerah penghasil cabai sering dilanda banjiir.

“Sudah sekitar satu bulanan harganya turun drastis. Stok banyak, kalau tidak dijual murah, bakal busuk dan makin rugi bagi para pedagang. Apalagi peminat cabai besar atau kecil tidak seperti cabai rawit,” kata Riski Nur Zakariya (28) salah satu pedagang, Sabtu (29/2/2020).

Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Ridho (25) pedagang cabai merah besar asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. Menurutnya, selain stoknya yang mulai melimpah, turunnya harga cabai terjadi setelah pasokan dari berbagai daerah yang tengah panen raya.

“Sudah rata-rata panen raya. Tidak hanya di Probolinggo saja yang mendapat pasokan cabai dari luar daerah, di daerah lain juga sama, kamipun juga mengirim ke luar daerah, seperti Banyuwangi, agar cabai masih bisa diputar penjualannya” ujar Ridho saat dikonfirmasi.

Meskip sudah mengirim keluar daerah, sambung pria berbadan melar ini, terkadang ia sampai mendapatkan harga yang masih di bawa harga pasaran di Probolinggo, hal ini menurutnya, dikeranakan persaingan di luar atau di Kabupaten Probolinggo sendiri terbilang sengit.

“Petani-petani cabai lain yang berasal dari luar daerah pastinya mengalami panen raya, jadi persaingan harga ketat. Bahkan saat saya ngirim cabai ke Kabupaten Gresik, harganya masih lebih mahal di Probolinggo,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi