Oleh : Durrul Izza Alfatawi*
Di tengah krisis akibat pandemi Coronavirus Disease (Covid)-19, prioritas tertinggi adalah menyelamatkan warga negara. Karena itu, segala daya dan upaya sudah semestinya difokuskan kepada warga baik dibidang kesehatan, ekonomi dan pemenuhun kebutuhan dasar warga.
Pandemi Covid-19 ini tak hanya mengakibatkan darurat kesehatan global, tapi juga telah menghajar telak ekonomi. Indeks saham Bursa Efek Indonesia melemah 33 persen dibanding pada awal 2020, terburuk sejak 2015. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat anjlok ke level 16.019,96.
Situasi ini belum akan berhenti karena wabah corona terus meluas. Hingga malam ini, corona telah menyebar di 159 dari 193 negara yang tercatat di WHO. Di tingkat global, corona menjangkiti 512.701 orang, dengan jumlah meninggal 23.495 orang. Di Indonesia, corona telah menyerang 1.155 orang, 102 di antaranya meninggal dan 59 orang sembuh.
Kebijakan Pemerintah tentang himbauan tetap dirumah dan ada sebagian daerah yang lockdown berakibat langsung terhadap masyarakat. Ada banyak aspek bisa dilihat, yaitu soal ketimpangan yang akan terjadi. Bagi kelas menengah atas, lockdown tidak menjadi persoalan karena mereka bisa mampu menyiapkan stok pangan di rumah dalam jumlah besar.
Namun hal ini kerrbalikan dengan orang-orang tidak mampu, pengangguran atau orang-orang yang mendapatkan kebutuhan sehari-hari dari kerja harian? dampaknya tentu akan terasa bila lockdown dilakukan.
Secara umum lockdown adalah bisa didefinisikan sebagai pembatasan akses dari dan ke suatu wilayah atau bisa juga pembatasan aktivitas orang sehari-hari. Semua ini bergantung dari seberapa genting dan kebijakan pemerintah masing-masing.
Saat ini wilayah Surabaya dan sekitarnya (Surabaya, Sidoarjo dan Malang) menjadi wilayah episentrum COVID-19 dan berpotensi terkena lockdown. Jika opsi tersebut dipilih oleh pemerintah, maka banyak warga akan diisolasi. Akses Kalau lockdown total, maka askes benar-benar akan ditutup.
Selain akses ke luar yang dibatasi, ada kemungkinan aktivitas setiap orang juga akan sangat dibatasi. Setiap orang akan diminta untuk tinggal dirumah dalam waktu yang tidak diketahui sampai kapan, setiap orang dilarang untuk berkumpul dan membentuk kerumunan.
Bahkan bisa jadi keluar rumah saja dilarang kecuali untuk kegiatan yang benar-benar mendesak seperti mengambil peralatan medis maupun untuk mengambil makanan. Lockdown memang memiliki keuntungan maupun kerugian.
Ditinjau dari sisi positif, lockdown memiliki keuntungan seperti kontrol dan penanganan wabah yang lebih optimal, pencegahan transmisi hingga membantu pelacakan terhadap suspect COVID-19. Ini semua tentu berakibat pada kemungkinan tingkat infeksi dan mortalitas yang lebih rendah hingga beban biaya yang ditanggung untuk kita, peralatan, logistik hingga tenaga medis yang lebih rendah. Kita sebagai warga masyarakat harus tetap khusnudzon dengan pilihan kebijakan pemerintah saat ini.
Apa yang harus disiapkan bila Lockdown?
Lockdown juga memiliki sisi negatif seperti kecemasan yang memicu panic buying terutama pada barang-barang pokok seperti bahan pangan hingga peralatan medis seperti masker dan hand sanitizer. Jika stok semakin menipis maka kelangkaan bisa terjadi dan ujung-ujungnya harga naik secara gila-gilaan.
Dampak negatif lain dari lockdown adalah aktivitas ekonomi yang lumpuh. Hal ini memicu turunnya produktivitas setiap orang. Aktivitas produksi dan suplai menjadi terganggu. Namun di sisi lain, karena warga masyarakat tetap tinggal di rumah konsumsi pun ikut merosot, hal ini berdampak pada imunitas warga.
Solusi Ketahanan pangan dalam menghadapi efek pararel (Covid)-19
Ada tiga langkah yang perlu dilakukan secara mandiri oleh warga dalam menghadapi dampak wabah ini di bidang ketahanan pangan. Antara lain adalah mengfungsikan lumbung pangan desa, menggalakkan bertanam, beternak dan memelihara ikan dilahan pekarangan serta berorientasi pada sayuran organik (sayuran sehat).
Mengfungsikan Lubung pangan di masyarakat (desa dan pesntren). Pengembangan lumbung masyarakat ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan cadangan pangan masyarakat sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Cadangan pangan masyarakat memiliki dua fungsi, yakni fungsi sosial sebagai cadangan pangan yang dapat dimanfaatkan pada saat kondisi darurat seperti bencana alam, wabah penyakit seperti saat ini dan paceklik, serta fungsi ekonomi di mana ketika produksi berlimpah dapat disimpan di lumbung dan pada saat harga sudah normal dapat dijual.
Pengembangan cadangan pangan merupakan aspek penting dalam ketahanan pangan yang sangat mendesak untuk dikembangkan, karena merupakan suatu upaya untuk menjaga stabilitas pasokan pangan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya setiap saat serta mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kebutuhan dasar pangan.
Menggalakkan bertanam, beternak dan memelihara ikan dilahan pekarangan adalah solusi lanjutan. Pekarangan rumah adalah hal yang tidak bisa terpisahkan dari hidup kita. Bagi sebagian orang pekarangan rumah bukanlah sesuatu hal yang harus dipusingkan, namun tanpa kita sadar pekarangan rumah mempunyai banyak manfaat yang dapat kita ambil yaitu sebagai tempat bermain atau tempat berkumpul dengan keluarga, juga ada satu hal yang sering kita lupakan yaitu menjadikan pekarangan rumah bermanfaat dan berguna buat kita maupun orang lain.
Pekarangan di rumah sangat bermanfaat bagi tubuh kita jika di atur dengan baik, ini harapan agar kita mempunyai kemampuan menata, mengolah, dan memanfaatkan lahan dengan baik. Selain itu, penghuni harus mengetahui tentang gizi agar kebutuhan kalori dapat diperoleh dari pekarangan.
Jika pekarangan ditata dengan baik, pemiliknya akan memperoleh fungsi jasmani dan rohani. Pemenuhan kebutuhan jasmani dapat dilihat dari pemanfaatan sebagai sumber pangan dan gizi bahkan bisa menjadi sumber pendapatan.
Pekarangan dapat memenuhi kebutuhan rohani karena pekarangan dapat dibuat menjadi taman yang memberikan suasana mengesankan. Manfaat pekarangan lainnya adalah pekarangan sebagai penjaga lingkungan dan paru-paru lingkungan karena tumbuhan pekarangan menghasilkan udara bersih.
Meggunakan pola tanam organik adalah salah satu pilihan yang bijak terutama untuk meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan masyarakat khususnya kondisi saat ini.
Sayuran organik adalah segala jenis sayuran yang tumbuh tanpa ditambahkan bahan-bahan kimia. Contoh sayuran organik seperti wortel, sawi atau kol yang tumbuh tanpa ditambahkan bahan kimia apapun. Lantas apa manfaat sayuran organik bagi tubuh?
Agar kita bisa mengetahui dan merasakan manfaat dari sayuran organik pada kehidupan nyata, berikut ini lima manfaat sayuran organik: a) Lebih aman secara kimiawi. Pangan organik memang tidak menggunakan pupuk kimia serta pestisida dalam proses penanamannya. Namun, disarankan agar konsumen tetap berhati-hati.
Jika sayuran organik mengandalkan pupuk kandang yang dikompos secara tidak sempurna, akan banyak salmonella, patogen dan lain-lainnya. Sehingga sayuran organik sebaiknya tetap harus dicuci bersih. Namun dilihat dari sisi kandungan kimia, produk organik jauh lebih aman dibandingkan produk nonorganik, b) Lebih menyehatkan tubuh.
Menurut penelitian, sayuran organik lebih banyak mengandung fitokemikal, yang memiliki fungsi untuk meningkatkan aktivitas enzim yang berperan dalam menghancurkan agen karsinogenik, c) Memiliki zat gizi lebih. Dengan proses penanaman secara organik, unsur hara yang dimiliki oleh tanah lebih kaya. Karena itu ada penelitian yang menyatakan pada produk organik, kandungan zat besi, karotena, serta vitamin C lebih banyak, d) Rasa yang Kaya.
Buah-buahan serta sayur-sayuran organik memiliki rasa yang lebih enak dan renyah. Beberapa orang yang memiliki indera perasa yang sensitif mengatakan bahwa sayur berpestisida masih mengandung rasa pahit bahkan setelah dicuci, sementara sayur organik terasa lebih lezat, e) Umumnya lebih tahan lama.
Sayuran organik lebih tahan lama disebabkan karena sayur dan buah organik, sempurna matangnya. Selain itu, tanpa campur tangan manusia, tanaman organik memiliki pertahanan alami sendiri baik terhadap hama maupun cuaca.
Demikian beberapa solusi ketahanan pangan ditengah wabah. Kita dapat megambil hikmah atas apa yang terjadi saat ini dengan tetap ihtiyar dan tawakkal kepada Allah SWT. (*)
*Durrul Izza AlFatawi adalah Korwil Gempita Jatim, Ketua Pemuda Tani Indonesia Jatim, Ketua Yayasan Ponpes Pertanian Al-Fatawi, Peggerak Ngaji Tani dan Deklarator Santri Tani Nusantara.