MAYANGAN-PANTURA7.com. Warga Pulau Giliketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo mempunyai kebiasan unik yaitu tradisi Petolekoran. Pada tanggal 27 (petoklekor, Madura) Ramadhan, mereka berbondong-bondong naik kapal penumpang menuju Kota Probolinggo untuk keperluan berbelanja selama sehari penuh di swalayan maupun pertokoan.
Termasuk pada Petolekoran kali ini bertepatan dengan Rabu, (20/5/2020), ribuan warga Giliketapang berbelanja ke Probolinggo. Mereka menuju pusat kota untuk berbelanja kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Warga menggunakan puluhan kapal motor untuk menyeberangi 5 mil laut menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo. Dari pelabuhan mereka melanjutkan perjalanan ke pusat Kota dengan menggunakan becak juga alat transportasi lainnya. Di Probolinggo mereka berbelanja baju, sarung, celana dan perhiasan.
“Ini sudah tradisi turun-temurun, sejak jaman nenek moyang dulu. Tiap Petolekoran kami berbelanja buat lebaran, bahkan saat ombak besar ini kami sudah biasa,” kata H Soleh, warga Giliketapang.
Kebetulan tahun ini Petoklekoran bersama pandemi Covid-19. Untuk mencegah merebaknya Covid-19, pintu masuk melalui pelabuhan pun diperketat.
“Langkah ini untuk mencegah masuknya virus corona melalui pelabuhan. Di mana pelabuhan yang kita ketahui tempat penumpang naik dan turun, dari dan ke berbagai tujuan,” terang Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Probolinggo KSOP, Capt. Subuh Fakkurochman.
KSOP bersama Dinas Kesehatan Pelabuhan (KKP), Sat Polair Polres Probolinggo,Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo serta Muspika sumberasih, melakukan pemeriksaan dengan pengecekan suhu tubuh kepada warga Giliketapang yang masuk Kota Probolinggo.
Sementara itu,Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto mengatakan, hal tersebut untuk memastikan agar para pengunjung dalam kondisi yang sehat.
“Kami juga memberikan imbauan mengenai kesehatan melalui pengeras suara,” terangnya.
Selain itu warga Giliketapang diminta untuk melakukan social distancing. Mereka juga diimbau menggunakan masker. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Muhammad Rizal