WONOASIH-PANTURA7.com. Siapa yang tidak mengenal tempe? Apalagi masyarakat Indonesia, dari semenjak masa penjajahan hingga sekarang, tidak bisa dilepaskan dari tempe. Tempe juga mulai dikenal di luar negeri.
Ternyata di Kota Probolinggo terdapat kampung yang warganya banyak memproduksi tempe. Kampung tempe itu berada di Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih. Tepatnya di RT 02/RW 03 Sumbertaman.
Di tempat tersebut, turun-temurun warganya membuat tempe. Sekitar 30 kepala keluarga (KK) di RT 02 merupakan industri rumahan (home industry) tempe.
Tempe yang mereka buat tak sekadar tempe, tapi betul-betul tempe yang berkualitas. Yakni gurih dan lezat tanpa ada rasa kecut (asam) maupun pahit yang kerapkali kita temukan di pasar-pasar tradisional maupun pasar modern pada umumnya.
Salah satu pembuat tempe, Nur Alip mengatakan, pembuatan tempe di kampungnya sudah berlangsung lama, turun-temurun. “Sebagian besar tempe yang beredar di Probolinggo, bahkan sebagian dikirim ke luar daerah, berasal dari Sumbertaman,” katanya, Minggu (31/5/2020).
Disinggung mengapa tempe “made in” Sumbertaman banyak diminati konsumen, Alip mengatakan, karena bahan bakunya berupa kedelai murni. “Kedelai murni, tidak bercampur dengan biji-bijian lain seperti, jagung, kacang hijau, dan lain-lain,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Riyanto, juga perajin tempe di Sumbertaman. “Selain kedelai murni, kami juga menjaga faktor kebersihan. Bahkan kulit kedelai kami bersihkan biar tidak bercampur dengan biji kedelai,” katanya.
Kebersihan harus senantiasa dijaga karena ini menyangkut makanan. “Air rebusan pun menggunakan air sekali pakai. Kalaupun ada kedelai yang dimasukkan kembali, persentase air bersih dengan air sisa rebusan adalah 90 dibanding 10 persen,” tambah Alip.
Disinggung berapa kapasitas produksi tempenya, Alip mengatakan, setiap hari mengolah 1-3 kuintal kedelai. “Kalau harganya Rp40 ribu per satu lembar tempe berukuran 40 x 30 centimeter. Kalau irisan kecil Rp1.000,” katanya.
Alip memperkirakan, dalam sehari sekitar 3 ton tempe dihasilkan para perajin tempe di Sumbertaman. “Sebagian besar tempe Sumbertaman dipasarkan di Probolinggo. Khusus tempe produksi saya, dipasarkan di Lumajang,” kata pria yang juga Ketua RT 02 itu.
Alip mengaku, kewalahan melayani permintaan pasar di Lumajang. Kebanyakan pelanggannya adalah para penjual sayur-mayur keliling maupun toko kelontong, yang menjual kembali tempenya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Muhammad Rizal