TONGAS-PANTURA7.com, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo memastikan tidak lepas tangan terkait nasib Siti Hotija (13) dan neneknya, Natik (85). Warga Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, itu disebut-sebut sudah menerima sejumlah bantuan sosial (bansos).
Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo, Ofie Agustin menjelaskan, mereka merupakan keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Plus sejak tahun 2008. Dari PKH, Natik menerima Rp600 ribu, sedangkan Hotija digelontor paket sembako senilai Rp200 ribu per bulan.
“Untuk cucunya (Hotija, red) yang berusia 13 tahun dan tidak bersekolah, sudah saya koordinasikan dengan PKSA (Program Kesejahteraan Sosial Anak, red) dan rencananya akan dilaporkan ke Kemensos,” kata Ofie, Sabtu (20/8/6/2020).
Selain menjadi penerima PKH, lanjut Ofie, keluarga tersebut juga menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) seiring pandemi Covid-19. Bantuan diserahkan sejak Maret 2020 hingga Desember 2020 dengan indeks bantuan sembako sebesar Rp150 ribu, lalu ada tambahan Rp50 ribu.
“Sembakonya berupa beras bulog 15 kilogram, telur 1 kilogram, ikan segar, daging ayam, daging sapi, tahu, tempe, sayur mayur dan buah-buahan. Kalau dinominalkan, seluruhnya Rp200 ribu yang diterima setiap bulan,” terang dia.
Disinggung soal tempat tinggal yang belum tersentuh program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Ofie berjanji akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Probolinggo. Targetnya, rumah tersebut diprioritaskan dalam program RTLH tahun 2021.
“Jadi untuk saat ini, keluarga tersebut sudah tercover bansos PKH plus, semoga saja tidak kekurangan. Karena kalau mereka masih tetap kekurangan, kami juga yang berdosa,” tutup pejabat yang dikenal ramah ini.
Sekedar informasi, Siti Hotija bersama Natik, bertahun-tahun tinggal di sebuah gubuk bambu berukuran sekitar 5 x 4 meter persegi. Hotija merupakan bocah yatim piatu sejak ia duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Sejatinya, tempat yang ditinggali Hotija dan neneknya pernah roboh, beberapa waktu lalu. Berkat kepedulian masyarakat sekitar, rumah bambu tersebut berdiri kembali, dimana dana perbaikan berasal dari hasil swadaya warga. (*)
Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT