LECES-PANTURA7.com, Destinasi wisata baru di Kabupaten Probolinggo terus bermunculan. Contohnya Bukit Dami di Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, yang belakangan menjadi primadona baru bagi pegiat wisata alam.
Bukit Dami menyimpan keindahan alam eksotis berupa sunset (matahari terbenam), yang memancarkan kilau mega saat matahari turun diantara lembah perbukitan. Jaraknya pun, tidak terlalu.jauh dari pemukiman.
Potensi Bukit Dami sebagai salah satu destinasi wisata jujugan, sejatinya sudah terendus lama. Namun, keterbasan finansial membuat kawasan ini baru bisa ‘poles’ sejak 7 bulan terakhir.
Pemuda-pemudi Desa Tigasan Wetan yang tergabung dalam komunitas Teras Tanah, menginisiasi pemolesan Bukit Dami, bekerja sama dengan pemerintah desa dan warga sekitar. Namun, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun, membuat ‘babat alas’ Bukit Dami tersendat.
“Kegiatan pertama dilakukan pada 28-29 Desember 2019, yaitu penghijauan dan pengenalan Bukit Dami, menyajikan sport foto dan wisata edukasi,” kata Ketua Teras Tanah, Wahyudi Bahtiar, Sabtu (4/7/2020).
Berkunjung ke Bukit Dami, juga tidak menguras isi kantong. Cukup membayar bea parkir sepeda motor Rp3 ribu dan Rp10 ribu jika bermalam (camping), maka pengunjung sudah bisa menikmati pesona Bukit Dami sepuasnya.
“Pendapatan yang kita dapat dari tarif parkir, bagi hasil dengan penjaga dan sebagian digunakan untuk kas pengelolaan wisata Bukit Dami, termasuk untuk biaya sosialisasi,” Wahyudi menjelaskan.
Usaha ini membuahkan hasil, perlahan Bukit Dami mulai dikenal masyarakat. Setiap hari, sekitar 100 orang pengunjung silih berganti berdatangan, bahkan sebagiannya camping di bukit tersebut.
“Camping di Bukit Dami dapat 4 moment sekaligus. Saat sore ada Sunset, dimalam hari lampu kelap kelip wilayah Kota Probolinggo di sebelah utara. Paginya, ada Sunrise dengan latar keindahan Pegunungan Argopuro dan Lemongan dari sebelah timur, dan dari sisi selatan perbukitan daerah Lumajang,” paparnya.
Meski fasilitas yang tersedia di Bukit Dami baru Pos untuk berteduh, namun antuasiasme wisatawan justru kian menggeliat, terutama saat libur akhir pekan. Pohon Juwet atau yang sering disebut anggur jawa, menjadi ikon di kawasan wisata baru ini.
“Nanti juga akan kami adakan Pagelaran seni setiap 3 bulan sekali di Bukit Dami ini,” janji Wahyudi yang juga menjadi pengelola Bukit Dami.
Saat ini, pemerintah desa dan komunitas Teras Tanah, sedang berupaya memperbaiki akses dari kantor desa menuju wisata Bukit Dami. “Dananya ya dari kas parkir tadi,” lugas dia.
Salah satu pengunjung Bukit Dami, Doro (23) menyebut, Bukit Dami menyajikan keindahan alami, yang sangat cocok bagi pecinta wisata alam terbuka. Aksesnya pun, tidak terlalu menguras stamina.
“Saya hanya menikmati sunset karena saya ke lokasi sore. Pemandangannya bagus dan jarak dari parkiran ke wisata tidak terlalu jauh, saya berencana kesana lagi untuk camp nanti sama teman-teman,” sanjungnya. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT