Menu

Mode Gelap
Pemkab Lumajang Habiskan Rp7,2 M untuk Belanja Motor Kades, Bupati Beberkan Alasannya Pemkab Lumajang Siapkan Rp6,7 M untuk Belanja Motor PCX bagi 198 Kades Pelaku Kasus Pelecehan Seksual di Lumajang Berstatus PNS Cari Tantangan Baru, Pevoli Mega Hangestri Resmi Tinggalkan Red Sparks Guru SD di Lumajang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Enam Siswi Tiga Terdakwa Kasus Ganja di Gunung Semeru, Lumajang Jalani Sidang Lanjutan

Berita Pantura · 25 Jul 2020 11:55 WIB

Kemarau Basah, Petani Tembakau Waspadai Ulat Pupus


					Kemarau Basah, Petani Tembakau Waspadai Ulat Pupus Perbesar

BESUK-PANTURA7.com. Memasuki masa tanam, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo mengimbau para petani lebih berhati-hati. Sebab, musim tanam bertepatan dengan musim kemarau basah yang bersahabat dengan hama.

“Hujan berpengaruh pada perkembangan tembakau, makanya petani harus mewaspadai kondisi ini dengan memfokuskan perawatan. Musim seperti ini, datangnya hujan dan angin sulit diprediksi,” kata Ketua APTI Kabupaten Probolinggo, Mudzakir, Sabtu (25/7/2020).

Salah satu cara untuk mengantisipasi kerusakan tanaman akibat seringnya hujan, lanjut Mudzakir, para petani harus rutin melakukan pengecekan drainase atau saluran air di sekitar tanaman tembakau.

“Dengan perawatan drainase yang baik, meski hujan sering terjadi, airnya bisa tetap dibuang. Drainase harus rutin dikontrol, setidaknya dengan cara itu air hujan tidak menggenangi tanaman,” papar dia.

Mudzakir juga menyebut, hujan membuat pertumbuhan dan perkembangan hama meningkat, salah satunya hama jenis ulat pupus. Hama yang menyerang pucuk dan daun tembakau ini, memang sudah lama menjadi musuh laten petani.

“Ulat pupus itu setiap tahun memang selalu ada, pengendaliannya bisa dengan menyemprotkan obat-obatan atau pestisida. Jadi intinya, intensifkan perawatan, kendala bukan pada bibit,” papar Mudzakir.

Salah satu petani tembakau, Salman Alfarisi (28) mengakui jika cuaca akhir-akhir ini kurang bersahabat. Padahal tembakau yang ia tanam di lahan seluas 600 meter persegi, belum genap satu bulanan.

“Kadang hujan, kadang panas sekali. Dengan umur tembakau yang masih muda, ya tidak baik, belum serangan hama. Saya mesti sering-sering ngecek dan tanam ulang jika ada tanaman tembakau yang mati,” keluh petani asal Desa Sumurdalam, Kecamatan Besuk. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 76 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kedapatan Mencuri di Bus, Pria Asal Jember Diamankan Penumpang Bus di Pasuruan

23 Maret 2025 - 22:10 WIB

Tanaman Ganja Dilarang tapi Tumbuh Subur di Lumajang

23 Maret 2025 - 17:05 WIB

Penemuan Ribuan Koin Kuno di Pasuruan Segera Diteliti

28 Januari 2025 - 16:44 WIB

Target PAD Lumajang Melalui Pajak Sebesar Rp170 Miliar

3 Januari 2025 - 11:03 WIB

Pendapatan PBB-P2 Belum Maksimal, BPRD Lumajang Akan Grebeg Desa yang Capaiannya Rendah

2 Januari 2025 - 16:13 WIB

Antisipasi Lonjakan Penumpang saat Nataru, KAI Daop 9 Jember Operasikan Satu KA Tambahan

25 Desember 2024 - 13:27 WIB

Balos Tampilkan Karakteristik Batik Khas Lumajang

22 Desember 2024 - 15:50 WIB

Diguyur Hujan Deras, Gelora Merdeka Kraksaan Banjir

16 Desember 2024 - 18:19 WIB

Banjir Tahunan Resahkan Warga Pasuruan, Dewan Desak Pemprov Jatim Segera Normalisasi Sungai

16 Desember 2024 - 13:20 WIB

Trending di Berita Pantura