LECES-PANTURA7.com, Warga Dusun Munder, Desa Pondokwuluh, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo geger. Soalnya telah lahir sapi betina berkepala dua milik Sukim (43), warga setempat, Senin (10/8/2020).
Pemilik sapi tersebut mengatakan, sebelumnya tidak ada tanda-tanda hewan peliharaannya akan melahirkan sapi yang memiliki kelainan itu. Karena mulai dari awal dirasa normal bahkan usia kandungannya pun hingga melahirkan normal, seperti biasanya 9 bulan.
Saat baru melahirkan sekitar jam 03.00 WIB, Sukim mengira kepalanya patah, namun setelah disenteri oleh istrinya ternyata anak sapinya berkepala dua.
“Tadi ada tiga dokter hewan ke sini, katanya kondisi sapi sehat,” katanya.
Menurut pantauan Pantura7.com, anak sapi belum bisa berdiri sehingga tidak bisa menyusu ke induknya. Sementara ini masih dibelikan susu sapi formula dengan menggunakan dot susu.
Warga yang mengetahui informasi tersebut langsung berbondong-bondong untuk menyaksikan langsung kondisi sapi tersebut.
Sehingga keluarga Sukim berinisiatif menyediakan kotak amal untuk masjid di pintu keluar kandangnya. Itu dikhususkan bagi pengunjung yang melihat sapinya dengan menyisihkan amal untuk pembangunan masjid di sekitar rumahnya.
“Untuk lihat sapinya tidak disuruh bayar, cuman bagi yang sekalian mau beramal saya siapkan kotak amal masjid, amal ini bukan untuk pribadi namun untuk pembangunan masjid yang hari ini masih kekurangan uang,” imbuh Sukim.
Sukim juga mengatakan, ada kesenangan tersendiri sapinya melahirkan dengan kondisi selamat. Namun ia juga merasa kasihan dengan kondisi anak sapi yang begitu karena tidak bisa berdiri dan hidup normal layaknya sapi yang baru lahir.
Sementara itu Yahyadi, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo mengatakan, sapi ini memang memiliki kelainan. Namun untuk kondisi kesehatannya masih stabil.
“Tadi petugas kami langsung ke lokasi, dan langsung dikasih vitamin, untuk kondisi anak sapinya sampai saat ini masih normal,” jelas Yahyadi saat dihubungi melalui teloon selulernya.
Ia juga berharap semoga sapi ini bisa sehat dan tumbuh hingga besar, supaya bisa menjadi bahan tontonan masyarakat. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Rizal Wahyudi