TONGAS-PANTURA7.com, Penanganan pasien meninggal dengan standart Covid-19 di RSUD Tongas, Kabupaten Probolinggo, mendapat penolakan dari warga. Bahkan warga melurug rumah sakit tersebut sebagai bentuk protes.
Insiden terjadi kala ratusan orang dari Desa Dungun dan Bayeman, Kecamatan Tongas, secara serentak mendatangi RSUD Tongas, Selasa (1/8/2020) malam.
Mereka keberatan warga bernama Karsiani (59) diperlakukan ala pasien Covid-19. Aksi sepihak ini bahkan nyaris ‘chaos’ karena warga memaksa masuk ke dalam rumah sakit namun dihalangi petugas kepolisian.
Karsiani berdasarkan hasil rapid tes, diketahui reaktif Covid-19. Namun sebelum hasil swab keluar, ia keburu meninggal dunia.
Pihak rumah sakit, lantas menerapkan standart Covid-19 dalam pemulasaran jasad Karsiani, termasuk untuk pemakamannya. Tetapi langkah tim medis mendapat penolakan dari kerabat pasien.
“Katanya terindikasi terpapar (Covid-19), tapi keluarga ingin jasad diperlakukan seperti biasanya. Soal anjuran menerapkan protokol kesehatan saat pemakaman, akan kita ikuti,” kata salah seorang kerabat pasien, Iman Syafi’i.
Aksi massa dari dua desa ini, memaksa aparat kepolisian dari Polsek Tongas dan Polres Probolinggo Kota, bekerja keras untuk menjaga dan menenangkan warga.
“Massa datang untuk mengetahui kondisi pasien. Namun setelah dilakukan upaya persuasif, jenazah boleh dibawa pulang namun dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Wakapolres Probolinggo Kota, Kompol Teguh Santoso di lokasi.
Setelah mendapat jaminan jasad Karsiani boleh dibawa pulang ke rumah duka, massa akhirnya membubarkan diri. Sejumlah petugas mendatangi dan memantau prosesi pemakaman almarhum di tempat pemakaman umum desa setempat. (*)
Editor : Efendi Muhamad
Publishern : Rizal Wahyudi