LECES-PANTURA7.com, Menjadi pengamen jalanan tak membuat Slamet Efendy (30), warga Dusun Krajan RT 03/RW 03, Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, berkecil hati. Dengan penghasilan pas-pasan, impiannya justru besar.
Slamet tercatat sebagai jamaah calon haji (CJH) pasca mendaftar ke Kemenag Kabupaten Probolinggo, Kamis (3/9/2020) kemarin. Sebelumnya, ia mendaftarkan sang ibu, Atminah, pada tahun 2018 lalu.
“Uang pendaftaran itu saya kumpulkan selama 10 tahunan. Hasil dari mengamen setiap hari yang sebagian hasilnya saya tabung,” kata Slamet.
Ia menjelaskan, sejatinya hasil dari mengamen tidak menentu. Sehari kadang Rp 50 ribu, kadang Rp 70 ribu. “Dari hasil itu, setiap hari saya tabung Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu,” ceritanya.
Slamet tinggal berdua bersama ibunya Atminah di sebuah rumah semi permanen, yang kondisinya sudah memperihatinkan. Sementara ayah Slamet, sudah meninggal sejak ia masih kelas satu Sekolah Dasar (SD).
“Cita-cita saya sejak kecil, memberangkatkan ibu saya naik haji. Tidak apa-apa meski dari hasil ngamen, yang penting halal,” terang Slamet.
Siapa sangka, ketulusan dan tekad mulia Slamet tercium Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Gubernur perempuan itu pun takjub dan tergugah dengan kemuliaan hati Slamet.
Khofifah lantas memerintahkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur, Dr Alwi, untuk membantu Slamet dengan menyerahkan paket bantuan serta memberikan dukungan moral.
“Atas petunjuk dan perintah dari Ibu Gubernur Khofifah, kami mendatangi rumah pemuda yang mendaftar haji bersama ibunya dari hasil mengamen,” terang Dr. Alwi usai menyerahkan bantuan, Sabtu (12/9/2020).
Dr Alwi menyebut, pemberian bantuan itu karena Slamet mempunyai tujuan yang mulia yaitu ingin berangkat haji bersama ibunya. Padahal kondisi ekonominya pas-pasan.
“Slamet memiliki niatan mulia dengan menabung dan mengajak ibunya naik haji. Itu yang mendapat respon positif dari Ibu Gubernur,” tandasnya.
Bantuan yang diberikan, imbuh Dr Alwi, berupa paket sembako dan peralatan dapur. Selain itu, juga perbaikan rumah yang akan dilakukan secara gotong royong bersama dengan Tim Dinsos.
“Slamet dan Atminah juga akan mendapatkan jaminan perlindungan sosial setiap bulannya berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),” Dr Alwi menjelaskan.
Tak hanya Slamet dan ibunya, bantuan dijelaskan Dr Alwi, juga diberikan Dinsos Jatim kepada 3 keluarga miskin lain. “Jadi total ada empat kepala keluarga yang hari ini kita beri bantuan,” pungkasnya.
Pasca menerima bantuan, Atminah mengaku amat bersyukur. Ia tak menyangka perjalanan hidupnya mendapat sorotan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Alhamdulilah, saya tidak menyangka. Terima kasih sekali atas kepeduliannya,” haru Atminah. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT