KANIGARAN-PANTURA7.com, Di awal pandemi Covid-19, masker scuba sempat hits dan banyak dicari. Bahkan sampai ada tutorial untuk memilih masker scuba yang berkualitas, yakni dengan tes tiup lilin.
Bukan tanpa alasan jika saat itu masker scuba banyak jadi pilihan. Selain karena harganya murah meriah, teksturnya pun lembut dan lentur mengikuti lekuk wajah. Tipis sehingga tidak pengap untuk bernapas.
Namun di balik kenyamanan tersebut, masker scuba dinilai terlalu tipis. Cipratan dahak (droplet) masih bisa menembus sehingga berpotesi menularkan virus kepada orang lain.
Selain itu, kecenderungan untuk dipakai dengan tidak benar juga lebih besar. Larangan masker scuba atau buff membuat para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan masker gigit jari. Mereka mengaku, dagangannya terancam rugi dan bangkrut.
“Rugi dah kalau begini. Kenapa baru sekarang, kita kan dah stok banyak,” keluh Maryati, pedagang masker di kawasan Jalan HOS Tjokroaminoto, Kamis (17/9/2020).
Amir , pedagang masker di Jalan Mastrip juga “tepuk jidat”. “Bisa kacau ini. Lha, ini aneh saja harusnya dari awal dong, apa itu pemerintah mau ganti modal kita,” keluhnya.
Diketahui, satu masker scuba di pasaran dijual Rp5.000. “Modal sekitar 2-3 ribu, jual ya 5 ribu. Mana baru belanja lagi,” ungkap Amir.
Sementara Yanto, juga pedagang masker mengaku, penjualan masker scuba bisa menurun bahkan tidak laku. Masker kain yang berlapis lebih banyak dicari pelanggan.
“Saya jualan masker sudah dari Mei akhir. Dulu banyak yang cari masker scuba daripada masker kain,” keluhnya.
Seperti diketahui, larangan pemakaian masker scuba diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 di beberapa televise nasional. Intinya, warga dianjurkan untuk tidak memakai masker scuba karena dinilai tidak efektif mencegah penularan Covid-19.
Amir mengaku sempat menonton tayangan televisi terkait larangan pemakaian masker scuba. “Masker scuba atau buff, adalah masker dengan satu lapis saja dan terlalu tipis. Sehingga kemungkinan untuk tembus, tidak bisa menyaring lebih besar. Maka disarankan menggunakan masker yang berkualitas untuk menjaga,” ujar Amir. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Rizal Wahyudi