Menu

Mode Gelap
Pria Pembunuh Istri di Probolinggo Terancam Hukuman Mati, ini Pasal yang Diterapkan Polisi Songsong Porprov 2025, PODSI Kota Probolinggo Targetkan 6 Medali Emas Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M Tepis Isu Pecah Kongsi, Bupati dan Wabup Jember Tampil Harmonis saat Hadiri Rapat Paripurna Diawasi dari Udara, Lokasi Sabung Ayam di Nguling Dibongkar Polisi

Lingkungan · 1 Okt 2020 12:01 WIB

TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik


					TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo mengajak masyarakat memanfaatkan rumah kompos guna menyiasati melimpahnya sampah.

Seruan ini dimaksudkan untuk mengantisupasi agar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak penuh. Aplagi di Kabupaten Probolinggo, jumlah TPA hanya satu titik yang terletak di Desa Seboro, Kecamatan Krejengan.

Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi mengatakan, dengan jumlah penduduk yang mendekati 1,2 juta jiwa, maka produksi sampah setiap hari mencapai ratusan ribu ton sehari. Asumsinya, perhitungan sampah 0,6 persen dari jumlah penduduk.

“Katakanlah di Kabupaten Probolinggo penduduknya 1 juta jiwa, berarti sampahnya bisa mencapai 600 ton dalam sehari. Jadi sampah itu tidak harus diangkut semua ke TPA semua untuk menjaga kapasitasnya,” kata Dwijoko, Kamis (1/10/2020).

Hingga saat ini, lanjut Dwijoko, pihaknya tetap melakukan pengangkutan sampah ke TPA Seboro dengan sebanyak 50 ton setiap hari. Sebagiannya, diangkut ke bebearpa lokasi rumah kompos yang dimiliki DLH.

“600 ton itu termasuk sampah liar, termasuk sampah yang dibuang ke sungai, sampah yang dibakar oleh warga. Kalau yang kami angkut ke TPA rata-ratanya masih 50 ton per harinya,” jelas mantan Camat Maron ini.

Mantan Kasatpol PP ini menambahkan, DLH sudah memiliki 3 rumah kompos. Ketiganya berada di Pasar Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Pasar Maron Kecamatan Maron, dan di TPA Seboro Kecamatan Krejengan.

“Tapi sampah yang kami angkut ke rumah kompos ini hanya sampah organik saja. Kalau sampah anorganik atau non organik, tetap kami angkut ke TPA. Oleh karenanya sampah yang ada tak semuanya harus dibuang ke TPA,” ujar dia. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Warga Khawatir, Tanggul Penahan di DAS Gunung Semeru di Sumberwuluh Terkikis

15 April 2025 - 14:15 WIB

Musim Penghujan di Kota Probolinggo Diprediksi Berakhir Akhir April 2025

15 April 2025 - 02:58 WIB

Jembatan Pajarakan Diperbaiki, ini Jalur Alternatif untuk Hindari Kemacetan

14 April 2025 - 13:23 WIB

Warga Lumajang Menghela Napas Lega, Jalan Rusak 10 Tahun Segera Diperbaiki

13 April 2025 - 14:00 WIB

Setelah 10 Tahun Rusak, Jalan di Lumajang Akhirnya Diperbaiki

13 April 2025 - 13:13 WIB

Bupati Lumajang Targetkan Perbaikan Jalan dengan Anggaran Rp20 Miliar

13 April 2025 - 07:56 WIB

Atasi Krisis Air Bersih di Desa Sumberkramat Tongas, Polisi Bangun 4 Sumur Bor

12 April 2025 - 19:15 WIB

Pasca Libur Panjang, 574 Ribu Ton Sampah Menggunung di TPA Bestari Kota Probolinggo

11 April 2025 - 08:51 WIB

Trending di Lingkungan