BUGULKIDUL-PANTURA7.com, Raharto Teno Prasetyo, kader PDI Perjuangan yang juga calon petahana di Pilwali Kota Pasuruan 2020, memberikan klarifikasi atas kata ‘Ekasila’ yang belakangan viral di media sosial (medsos) pun Whapsapp Grup (WAG).
Istilah ‘Ekasila’ memang sempat dilontarkaan calon walikota nomor urut 2 itu, dalam pidato Deklarasi Kampanye Damai, yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pasuruan, pada Sabtu (26/09/2020) lalu.
Dalam klarifikasinya, Teno memutarkan ulang video sambutannya di Deklarasi Kampanye Damai tersebut. Video itu dipertontonkan kepada awak media dan para elit politik dari parrtai pengusungnya.
Merujuk pada pidato sambutannya, Teno menyebut, ia sama sekali tidak mengatakan ingin merubah pancasila apalagi memimpin Kota Pasuruan dengan Ekasila yang merupakan pengerdilan dari Pancasila.
“Kami tetap dalam barisan Pancasila. Tidak ada dari kami yang ingin merubah Pancasila, Pancasila harga mati bagi kita,” tandas Teno dalam pernyataannya di sebuah rumah makan di Kecamatan Bugul Kidul, Jumat (02/10/20).
Teno menambahan, ia bersama Moh. Hasjim Asy’ari yang mendampinginya maju di Pilwali Kota Pasuruan, merasa dirugikan dengan munculnya narasi-narasi berbentuk hasutan dari penggalan video sambutannya yang beredar di dunia maya.
“Dari penggalan video tidak ada yang menyebutkan saya ingin mengganti Pancasila, justru narasi-narasi yang dituliskan itulah yang menjadi hasutan,” tambahnya.
Diketahui, dalam pidato sambutan di Deklarasi Kampanye Damai sebelumnya, Teno mengatakan, jika Pancasila diperas, munculah ekasila yang didapatkan dari Trisila, yaitu dari sosio nasionalis, sosio demokratis, dan ketuhanan yang berkebudayaan.
“Dan jika kita peras lagi, kita kristalisasi lagi, hanya ada satu kata untuk mewujudkan Kota Pasuruan yang lebih maju dan sejahtera adalah dengan cara bergotong-royong,” tambahnya dalam pidato tersebut. (*)
Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT