Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Gaya Hidup · 4 Okt 2020 05:10 WIB

Perajin Rotan di Kanigaran, Bertahan dari Modernisasi dan Pandemi


					Perajin Rotan di Kanigaran, Bertahan dari Modernisasi dan Pandemi Perbesar

KANIGARAN-PANTURA7.com, Kerajinan berbahan rotan di Kota Probolinggo mulai menghilang seiring perkembangan zaman. Namun, ada salah satu perajin yang tetap bertahan meski produk kerajinan mulai ditinggalkan.

Salah satunya Achmad (60), perajin rotan di Gang Aruman Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran. Ia mengaku sudah menjadi pengrajin rotan sejak 30 tahun silam.

Dikatakannya, kerajinan yang ia tekuni merupakan mata pencaharian utama keluarga, yang telah berlangsung turun temurun.
 
“Kala itu bersama ibu dan adik-adik, merupakan usaha yang turun temurun namun waktu itu masih sebatas rotan yang masih original tanpa tersentuh bahan lain,” ujar Achmad saat ditemui oleh PANTURA7.com, Minggu (4/10/2020).

PERAJIN ROTAN : Kerajinan rotan sudah ditekuni sejak lama merupakan mata pencaharian. (Foto : Abd. Ghoni).

Meski zaman terus berubah, tetapi karena keuletannya dan rasa kebanggaan Achmad sebagai penerus kerajinan tradisional di zaman modern ini, membuatnya bertahan menjadi pengerajin rotan hingga sekarang.

“Saya mampu bertahan karena saya memiliki niat dalam hati agar kerajinan anyaman rotan yang merupakan kearifan lokal, harus dikembangkan. Intinya budaya ini jangan sampai punah,” imbuhnya.

Achmad menjelaskan, awalnya ia terdorong menjadi pengrajin untuk membantu orang tua menambah biaya hidup bagi keluarga. Maklum saja, hidup di zaman itu dengan anggota keluarga yang banyak, membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit.

Ahmad dan keluarganya, juga sangat yakin bahwa kerajinan tangan tersebut amat prospek ke depannya. Namun saat awal produksi, tidak dipungkirinya peminat produk dari rotan masih sedikit.

“Terbukti saat ini yang datang ke tempat saya ada saja. Baik itu membuat kursi rotan maupun memperbaiki kursi spon dengan rotan. Juga banyaknya permintaan dari dalam dan luar daerah,” ujar dia.

Saat awal masa pandemi, menurut Ahmad,  omsetnya sempat menurut. Namun seiring berjalannya waktu, kerajinan manual ini kembali menggeliat.

“Biaya untuk memperbaiki kursi rotan dimulai dari Rp600 ribu hingga Rp2 juta, tergantung besar kecilnya ukuran kursi yang mau dianyam,” pungkas Ahmad. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 86 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Xuping, Perhiasan Emas Imitasi yang Kini Digandrungi Warga Kota Probolinggo

26 Oktober 2024 - 12:37 WIB

Pangkas Rambut Tradisional di Kota Probolinggo Masih Bertahan Ditengah Gempuran Barbershop

8 Oktober 2024 - 18:25 WIB

Kreatif! Warga Ketapang Kota Probolinggo Sulap Galon Bekas jadi Hiasan Bunga Estetik

28 September 2024 - 15:55 WIB

Menabung Lima Tahun, Pasutri Ini Beli Motor dengan Uang Koin

21 Agustus 2024 - 19:58 WIB

Jazz Gunung Bromo 2024, Elfa’s Singers hingga Ndaru Ndarboy Hangatkan Penonton dalam Balutan Bediding Bromo

20 Juli 2024 - 15:27 WIB

Kafe D’Javu Kota Probolinggo, Tawarkan Kenikmatan Kopi dan Kereta Api

20 April 2024 - 19:41 WIB

Lebaran, Tempat Penitipan Kucing di Kota Probolinggo Sesak

11 April 2024 - 18:30 WIB

Bulan Ramadhan, Kasus Pernikahan Dini di Kabupaten Probolinggo Turun

7 April 2024 - 17:25 WIB

Alih Status, Dua Ribuan Wanita di Probolinggo jadi Janda

14 Januari 2024 - 16:59 WIB

Trending di Gaya Hidup