PASURUAN-PANTURA7.com, Tudingan bahwa rumah sakit rujukan Covid-19 kerapkali mencovidkan pasien yang sejatinya non-covid, terus menguap selama beberapa hari terakhir. Imbasnya, sejumlah rumah sakit rujukan pun pasang badan.
Direktur RSUD R Soedarsono Kota Pasuruan, dr. Tina Soelistiani dengan tegas menyangkal tudingan soal adanya rumah sakit yang sengaja mengcovidkan seluruh pasien yang meninggal untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah.
Menurut Tina, potensi konspirasi tersebut tidak mungkin terjadi. Sebab tahapan pemeriksaan terhadap pasien berlipat dan tidak hanya melibatkan satu dua orang saja. Bahkan dokter spesialis juga terlibat.
“Jadi tidak serta-merta menyatakan pasien itu positif Covid-19. Ketat sekali tahapannya, mulai dari screening kemudian pemeriksaan dan melibatkan dokter spesialis,” kata dr. Tina saat ditemui di RSUD Soedarsono di Jl. Dokter Wahidin Sudiro, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Rabu (07/10/20).
Mengenai anggaran pasien Covid-19, lanjut dr. Tina, istilah anggaran Covid-19 itu sebenarnya tidak ada. Hanya saja, pasien yang dinyatakan positif Covid-19 tersebut malakukan klaim ke Kementrian Kesehatan (Kemenkes).
“Saya coba luruskan, ketika pasien pada tahap pemeriksaan hingga tahap rawat inap ataupun nantinya meninggal, pasien tidak menggunakan BPJS (Kesehatan) dan tidak mengeluarkan biaya tapi diarahkan untuk melakukan klaim pada kemenkes dengan ferifikator BPJS,” terang dia.
Ia juga menjelaskan, dana tersebut tidak langsung dicairkan, akan tetapi melalui ferifikator Badam Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan data yang tepat dan lengkap. Jika tidak, maka dana tersebut juga tidak akan cair.
“Jadi tidak ada yang namanya mengcovidkan pasien. Disini kami juga ikut berusaha dan berdoa supaya tidak ada pasiean Covid-19, lah,” harapnya. (*)
Editor : Efendi Muhamad
Publisher : Rizal Wahyudi