Destinasi wisata baru terus bermunculan di Kabupaten Probolinggo. Salah satu yang lagi ‘tren’, harmoni alam bawah laut Pantai Bohay di Desa Binor, Kecamatan Paiton. Seperti apa eksotikanya?
Moh. Ahsan Faradies – Probolinggo
PAITON, Pantai Binor Harmony (Bohay) awalnya tak jauh berbeda dengan mayoritas pantai di kawasan pesisir utara Pulau Jawa, tandus, panas dan tak terurus. Namun sejak Januari 2018 lalu, pantai yang berada 200 meter sisi barat objek vital nasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton ini bersolek.
Perlahan, sejumlah wahana wisata garis pantai dibangun oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Binor Energi kolaborasi dengan Program Kerja Masyarakat (Pokmas) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat. Mulai spot selfie, rumah apung, banana boat, speed boat, fishing, trail adventure waterfall hingga restoran.
Setahun kemudian, objek wisata yang berada di Jalan Raya Surabaya – Situbondo kilometer 139 ini, terus mengembangkan wahahanya. Pantai Bohay tak hanya berpaku pada wisata garis pantai namun juga menyasar wisata bawah laut.
Fakta bahwa Pantai Bohay memiliki dua spot hamparan terumbu karang asri, bak permata terpendam. Spot pertama berupa Terumbu Karang Toyo dengan luas sekitar 1,5 hektar. Lalu, ada Terumbu Karang Keranji dengan luas sedikitnya 2 hektar.
“Di dua spot itu, ada sedikitnya 500 jenis terumbu karang yang masih alami dan eksotis, dikelilingi sekitar 600 jenis ikan, seperti ikan nemo, ikan kulit pasir dan sebagainya,” kata Pengelola Wisata Pantai Bohay, Abdul Qomar, Minggu (8/11/2020).
Sadar ada ‘surga’ dibawah laut Pantai Bohay, pengelola pun pada awal tahun 2020, melebarkan sayap untuk mengembangkan Diving dan Snorkeling. Kebetulan, Diving merupakan paket wisata langka di Probolinggo, bahkan di Jawa Timur.
Terdampak Pandemi
Sempat meroket pada kwartal pertama tahun 2020, Diving dan Snokerling ‘mandek’ seiring ditutupnya wisata Pantai Bohay akibat pandemi Covid-19. Reaktivasi tempat wisata dengan adaptasi kebiasaan baru sejak 2 bulan lalu, kembali memberi angin segar.
“Layanan snorkeling kita lepas dengan harga Rp 100 ribu per orang. Itu sudah mencakup makan, perahu, softdrink dua kali, guide dan paket peralatan snorkeling,” papar Qomar.
Sementara paket Diving, ada bea sebesar Rp 250 ribu yang harus dirogoh oleh pengunjung yang masih pemula. Sementara untuk kategori umum, biayanya mencapai Rp 500 ribu, jika ingin berharmoni dengan surga bawah laut Pantai Bohay.
“Kenapa biaya diving ini sampai sebesar itu, karena satu pengunjung itu satu guide, fasilitas yang digunakan mahal, dan savety benar-benar kita jaga,” tandasnya.
Di Pantai Bohay, ada 10 orang guide snorkeling dan 6 orang pemandu wisata diving, yang seluruhnya sudah berlisensi. Adapun kapal yang disediakan untuk paket wisata elit ini, sedikitnya 4 unit perahu.
“Peminat snorkeling dan diving saat hari libur bisa sampai 200 orang, jika tidak pandemi tentu jumlahnya lebih dari itu. Secara keseluruhan, jumlah pengunjung wisata Pantai Bohay per hari antara 1000 sampai 1500 pengunjung saat hari libur,” ujar Qomar.
Dalam satu bulan, omset paket wisata bawah laut ditambah rumah apung, berkisar sekitar Rp 15 juta, turun dari target awal yang diproyeksikan diatas Rp 20 juta. “Bukan hanya jumlah kunjungan, pengembangan infrastruktur juga terhambat gara-gara pandemi,” ular Qomar.
Qomar memprediksi, dalam 2 tahun mendatang Diving dan Snorkeling Pantai Bohay, bisa menyumbang sedikitnya 50 persen dari total pendapatan saat ini. Diketahui, Per September 2020, omset wisata Pantai Bohay mencapai Rp 400 juta.
Selain BUMDes, Pokmas da Pokdarwis, Pantai Bohay juga bermitra dengan PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) Paiton sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Kemitraan meliputi pengembangan sumber daya manusia (SDM) hingga pengadaan sarana prasarana penunjang.
“Kami sudah menjalin kemitraan dengan PT. PJB Paiton sejak tahun 2017. Namun untuk pengelolaan wisata, tetap berkolaborasi antara BUMDes, Pokmas dan Pokdarwis,” Qomar menjelaskan.
Memuaskan Pengunjung
Eksotika alam bawah laut Pantai Bohay diakui oleh Ardiansyah, penikmat Snorkeling asal Kabupaten Jember. Selain sajian terumbu karang dan spesies ikan yang memukau, ia juga dapat berswafoto ditengah laut dengan latar belakang cerobong asap PLTU Paiton.
“Karena masih pemula, jadi cukup menyisir terumbu karang toyo saja. Alhamdulillah, saya dan teman-teman puas. Selfie di rumah apung dengan latar belakang PLTU Paiton, tentu momen langka,” puji Ardiansyah. (*)