Menu

Mode Gelap
Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan

Ekonomi · 2 Des 2020 09:58 WIB

Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Bikin ‘Semaput’


					Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Bikin ‘Semaput’ Perbesar

PAITON-PANTURA7.com, Cuaca laut yang tak bersahabat belakangan ini, membuat para nelayan di Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton, Kabupaten Probolinggo,  memilih tak melaut. Mayoritas nelayan, mengisi waktu luangnya dengan memperbaiki kapal dan alat tangkapnya.

Sudarman (46) nelayan asal Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton mengatakan, sudah cukup lama ia tak melaut mencari ikan. Cuaca yang ekstrem memaksanya libur sementara, sampai cuaca laut kembali bersahabat dengan nelayan.

“Jadi saat ini para nelayan menyibukkan diri untuk perbaikan kapal dan alat tangkapnya takut ada bagian yang rusak. Sekaligus bersih-bersih kapal, untuk persiapan melaut lagi ketika cuaca sudah mendukung,” Kata Sudarman, Selasa (1/12/2020).

Hal serupa juga disampaikan Mohamad Abbas (43) nelayan asal Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan. Menurut Abbas, selain cuaca tak bersahabat, nelayan sekitar memilih tak melaut juga lantaran desanya didatangi banjir rob.

“Selain banjir rob, kami juga tidak mau ambil resiko besar jika cuaca seperti sekarang. Kalau bersikukuh melaut dampaknya kerusakan kapal sangat besar. Kalau sudah rusak, biaya perbaikan tak tanggung-tanggung mahalnya,” ujar Abbas.

Jika sudah terjadi kerusakan pada kapal, lanjut Abbas, paling sedikit pemilik kapal harus mengeluarkan biaya minimal Rp 10 juta, jika kerusakan kapal tidak terlalu parah. Jika kerusakan kapal tergolong parah, kata dia, pemilik harus menyediakan uang minimal Rp 20-30 juta.

“Itu cuma perbaikan kapal, mesin, cat dan yang lainnya. Beda lagi untuk perbaikan alat-alat tangkap, seperti jaring, bedak ikan dan semacamnya. Kalau tetap melaut, dan tidak dapat tangkapan tidak hanya rugi tenaga, tapi biaya juga,” curhat dia.

Liburnya nelayan, berdampak pada harga jual ikan di pasar tradisional di wilayah Kabupaten Probolinggo. Harga komoditas ikan laut melonjak drastis, diantaranya ikan merahan dan tongkol, yang kenaikan harga jualnya hingga 40 persen.

“Ikan merahan dari harga Rp 15 ribu naik jadi Rp 20 ribu per kilogram, tongkol dari Rp 15 ribu sekarang sudah dijual Rp 20 sampai Rp 25 ribu per kilogram tergantung ukurannya. Rata-rata harga ikan naik,” kata Sumiati (50) pedagang ikan di TPI Paiton. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi