PASURUAN-PANTURA7.com, Tiga hari pasca wafatnya almarhum Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf, pihak keluarga masih menggelar tahlil di rumah duka, jalan Jawa, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Rabu (30/12/2020) malam.
Hanya saja, dalam tahlil hari ke 4 ini, protokol kesehatan diterapkan lebih ketat. Sebelum masuk ke sekitar rumah duka, warga yang akan tahlil harus menjalani rapid tes, mencuci tangan serta wajib mengenakan masker.
Seusai tahlil, keluarga memberikan klarifikasi terkait kerumunan massal yang terhadi saat pemakaman Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf. Pihak keluarga menyebut, kejadian itu diluar prediksi.
“Ini adalah kejadian yang tidak dikondisikan, semuanya serba spontan dan almarhum ayah saya bukan orang yang berdakwah dengan berceramah di atas mimbar, tidak ada afiliasi dengan ormas apapun, sehingga dari pihak keamanan tidak mendeteksi. Artinya tidak menyangka bahwa lonjakan manusia akan seperti itu,” kata putra almarhum, Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf.
Ia menambahkan, pihak keluarga saat itu juga tidak menyadari bahwa ribuan manusia datang ke masjid Agung Al-Anwar untuk mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhir. Begitu sadar, keluarga berupaya mensiasati.
“Pihak keluarga mencoba menyiasati setelah salat jenazah. Jamaah dipersilahkan salat ashar, jenazah ditaruh di tempat transit, padahal jenazah diberangkatkan untuk dimakamkan. Hal tersebut dilakukan agar tidak membludak lagi disaat pemakaman,” urainya.
Untuk mencegah potensi penyebaran Covid-19 pasca kejadian itu, sambung Habib Abu Bakar, ikhtiar bersama sudah dilakukan. Satgas Covid-19 Kota Pasuruan sudah melakukan tracing, mulai dari keluarga hingga seluruh pengurus masjid Agung Al-Anwar.
“Sudah dirapid test, penyemprotan dan seterusnya. Semuanya sudah berjalan, sangsi administratif sudah diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, semua sudah dilakukan,” pungkas putra tertua Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf.
Yang perlu ditekankan, sambungnya, tidak ada pihak manapun yang perlu disalahkan. “Dari keluarga tidak salah, Satgas Covid-19 juga tidak salah, jadi semua tidak ada yang perlu disalahkan. Karena ini kejadian yang tidak dikondisikan, semuanya spontanitas,” tegasnya.
Tahlil malam ini merupakan tahlil terakhir. Pihak keluarga selanjutnya akan menghentikan tahlil yang melibatkan banyak massa demi mengakhiri polemik dan menjaga disiplin protokol kesehatan.
Sebagaimana diketahui, ribuan pelayat mengiringi pemakaman Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf, Minggu (27/12/2020). Fenomen itu dinilai melanggar protokol kesehatan karena melibatkan ribuan massa ditengah pandemi. (*)
Editor: Efendi Muhamad
Publisher: Rizal Wahyudi