Menu

Mode Gelap
Tepergok Curi Tas di Pemandian Banyu Biru, Pria ini Nyonyor Digebuki Warga Halal Bihalal di Pasuruan, Gus Hilman Gelorakan Semangat Pengembangan Riset dan Literasi Puncak Arus Balik, Jalur Lumajang – Malang Via Piket Nol Lancar Wisata Kuliner Lebaran, Menyantap Bakso Kabut di Jember Gunung Bromo Disesaki Wisatawan, Polres Probolinggo Jamin Keamanan Hadapi Puncak Arus Balik, ini Antisipasi KAI Daop 9 Jember

Religi & Pesantren · 16 Jan 2021 05:44 WIB

Rentetan Bencana Terjadi, Pesantren Bani Rancang Gelar Do’a Bersama


					Rentetan Bencana Terjadi, Pesantren Bani Rancang Gelar Do’a Bersama Perbesar

SUMBERASIH-PANTURA7.com, Rentetan bencana melanda tanah air selama sepekan terakhir. Mulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, tanah longsor di Sumedang, gempa bumi di Mamuju dan Majene Sulawesi Barat, serta banjir di Kalimantan Selatan.

Wafatnya ulama kondang, Syekh Ali Jaber, kian menambah duka lara. Aksi simpatik pun datang dari berbagai penjuru, mulai dari bantuan berupa distribusi logistik dan relawan hingga bantuan moril seperti do’a dan salat ghaib.

Pondok Pesantren Bani Rancang di Dusun Kalisat, Desa Lemahkembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, tak ketinggalan memberikan dukungan. Lembaga pendidikan salaf ini menunjukkan empatinya dengan menggelar salat jenazah secara ghaib dan tahlil.

“Salat ghaib dan tahlil ini untuk korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 dan bencana alam yang meninggal dunia. Salat ghaib juga kami khususkan kepada Syekh Ali Jaber,” kata Pengasuh Pesantren Bani Rancang, Gus Agus Muktasim Billah, Sabtu (16/01/2021).

PEDULI : Santri Pesantren Bani Rancang terlihat khusyuk mengikuti acara do’a dan tahlil bersama. (Foto : Tim Redaksi).

Selain salat ghaib, imbuh Agus, pesantren juga menggelar doa bersama. “Tujuannya meminta kepada Allah agar musibah cukup sampai disini, tidak ada lagi musibah kedepannya,” ucap alumnus Universitas Zainul Hasan Genggong ini.

Do’a untuk bangsa ini, dijelaskan Agus, melibatkan sedikitnya 500 orang yang terdiri dari santri putra putri, seluruh pengurus pesantren dan beberapa warga sekitar. Ia berencana, doa bersama untuk keselamatan bangsa digelar selama 7 hari.

“Kita mulai salat ghaib, tahlil dan do’a bersama sejak pagi kemarin (Jum’at, red) dan akan kita terus lakukan setidaknya selama 7 hari, demi keselamatan bangsa,” ujar kiai muda yang kerap dipanggil Gus Hasan ini.

Tak hanya kali ini, lanjutnya, setiap ada musibah baik berupa bencana alam maupun ulama kharismatik meninggal dunia, ia selalu menginisiasi pesantren untuk sesegera mungkin melakukan salat jenazah, tahlil dan doa bersama.

“Karena kami cinta Indonesia, kami cinta ulama, kami cinta habib. Semoga bangsa ini selalu dilindungi Allah, diberi keamanan, kedamaian, dan dijauhkan dari segala bentuk musibah,” harap Agus. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

TP PKK Lumajang Tebar Ilmu Perkuat Iman dengan Kajian Tafsir dan Tahsin Al-Qur’an

27 Maret 2025 - 15:41 WIB

NU Lumajang Beberkan Lima Keistimewaan yang Perlu Diketahui Saat Bulan Ramadhan

6 Maret 2025 - 11:54 WIB

Tentukan Awal Ramadhan, NU Kota Probolinggo Tunggu Sidang Isbat

26 Februari 2025 - 09:28 WIB

Perluas Dakwah, NU Krejengan Probolinggo Gelar Pelatihan Digital

10 Februari 2025 - 15:43 WIB

Mengenal Sofia, Aktivis asal Leces yang Kini Menakhodai Fatayat NU Kabupaten Probolinggo

27 Januari 2025 - 13:04 WIB

Kreatif! Ponpes Azidan Barokatu Zainil Hasan Gelar Lomba Kreasi Tumpeng Sambut Hari Ibu

16 Desember 2024 - 19:43 WIB

Era Baru NU Kota Probolinggo Dimulai, Tiga Pilar jadi Spirit Gerakan

27 Oktober 2024 - 19:22 WIB

MUI Kab. Probolinggo Sebut Agen Zionisme Berkeliaran, Warga Diminta Waspada

29 Juli 2024 - 19:33 WIB

Ratusan Jamaah Haji Kota Probolinggo Tiba, Pj. Walikota Beri Pesan Begini

4 Juli 2024 - 13:06 WIB

Trending di Religi & Pesantren