Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

RUTE (Ruang Transparansi Ide) · 4 Feb 2021 04:52 WIB

Dikado Buku Autobiografi Kapolri, Ipda Fitroh Sangat Terkesan


					Dikado Buku Autobiografi Kapolri, Ipda Fitroh Sangat Terkesan Perbesar

Ipda Mohammad Fitroh Arief R, menunjukkan buku riwayat Kapolri Jenderal Idham Aziz. Ia menjadi salah satu penerima buku autobiografi berjudul “Idham Aziz Sang Elang Pemimpin”. Tidak hanya itu, perwira asal Desa Matekan Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo itu menjadi satu-satunya penerima buku tersebut di lingkungan Polres Probolinggo.

Moh Ahsan Faradisi – Probolinggo


Ipda Mohammad Fitroh Arief R (32), anggota Kepolisian Resort (Polres) Probolinggo saat ini menjabat sebagai Panit II Reskrim Polsek Kraksaan. Di usianya yang tergolong muda, ia sudah menorehkan banyak pengalaman dalam menjalankan tugasnya sebagai polisi.

Kepada PANTURA7.com yang menemuinya di Mapolsek Kraksaan, Kamis (4/2/2021), ia bercerita sepenggal perjalanan hidupnya. Yang paling berkesan, saat ia mendapat anugerah buku autobiografi, yang mengisahkan riwayat hidup orang nomor satu di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jendral Idham Aziz.

Buku berjudul “Idzam Azis Sang Elang Pemimpin” itu dikirim langsung oleh Sekretaris Pribadi Pimpinan (Spripim) Kapolri, AKBP Dr. Reynold Elisa Hutagalung, melalui paket kilat. Pada halaman pertama buku itu, terdapat nama Ipda Fitroh, Sekolah Inspektur Polri (SIP) 49 dan sekapur sirih tulisan tangan Kapolri Idzam lengkap dengan tanda tangannya.

Sesuatu Yang Tidak Terduga
Sebenarnya, menurut Fitroh, dirinya sama sekali tak menduga bakal menerima buku istimewa tersebut. Padahal pangkat yang diembannya saat ini hanya Inspektur Dua (Ipda). Terlebih lagi, ia hanya seorang diri di Polres Probolinggo yang terpilih menerima buku itu.

Secara emosional, kata Fitroh, ia tidak memiliki kedekatan istimewa dengan Kapolri Idzam. Hanya saja, ketika ia berpangkat sebagai Brigadir Polisi (Brigpol) dan menjabat anggota biasa di Polres Probolinggo, ia pernah diperbantukan ke Mabes Polri pada tahun 2018 silam.

“Dari situlah, dengan modal nekad dan pengalaman yang terbatas, saya pun berangkat dan mendapat amanah ditempatkan di bagian Direktorat Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri. Di saat yang sama, Kapolri Idham Aziz menjabat sebagai Kepala Bagian Reskrim (Kabareskrim) Mabes Polri,” ungkap ayah dua anak ini.

BUKU AUTOBIOGRAFI : Tulisan tangan mantan Kapolri Jenderal Idham Aziz di Bukunya yang diberikan kepada Ipda M. Fitroh (Foto : Moh Ahsan Faradisi).

Secara tidak langsung ia menjadi bawahan Jenderal Idham Aziz hanya dalam beberapa bulan. Dari situlah, ia mulai menimba ilmu dan mencari pengalaman dengan menangani berbagai kasus.

Tak lama berselang, pria kelahiran Banyuwangi itu ditarik menjadi Ajudan Pejabat Petinggi Negara, Pimpinan DPD RI pada 2018-2019.

Bermodalkan Secuil Pengalaman
Bermodalkan pengalaman terbatas, Fitroh kemudian kembali ke Polres Probolinggo dan mendaftar Sekolah Inpektur Polisi (SIP), Maret 2020 lalu. Takdir mempertemukan kembali Fitroh dengan mantan atasannya, karena dalam pembukaan SIP Kota Sukabumi itu dibuka Kapolri Idzam. Itu menjadi pertermuan pertama setelah Fitroh pulang ke Probolinggo.

“Pendaftar di SIP saat itu tercatat sekitar 970 orang. Sementara anggota yang diterima secara reguler hanya 27 anggota, dan alhamdulilah saya menjadi salah satunya. Setelah terpilih, saya kemudian mengemban amanah sebagai aparat penegak hukum,” tutur dia.

Oleh karena itu, menurut Fitroh, pemberian buku tersebut demikian istimewa, sekaligus mewarnai perjalanan hidupnya. Melihat track recordnya, selama menjadi penegak hukum tidak ada yang istimewa dan spesial. Paling banter hanya saat menangani kasus human trafficking dengan tersangka seorang calon kepala desa.

“Pemberian buku ini, menurut saya, hanya bermula dari kebetulan. Karena saya pribadi sama sekali tidak memiliki ikatan dan kedekatan apa pun dengan Kapolri Idzam Aziz. Hanya dulu pernah menjadi anak buahnya sebentar,” kata Fitroh sambil melihat buku autobiografi itu.

Dikatakan Fitroh, sejak menerima buku tersebut, pada Jumat (22/1/2020) lalu, banyak hikmah yang dapat diambil dari perjalanan seorang mantan kapolri yang patut diteladani. Terlebih, menurut dia, juga banyak pesan moral yang tersirat di dalamnya.

“Beliau (Idham Aziz) seseorang yang sederhana, dekat dengan rekan kerja dan tetap profesional. Pesan yang bisa saya ambil, bahwa dalam keadaan apapun saya harus tetap berintegritas, peofesional dan bisa bermanfaat pada siapapun, baik kepada sesama ataupun kepada lingkungan,” tutup pria yang kini menetap di Desa Matekan, Kecamatan Besuk ini. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 113 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Mengatasi Persoalan Daerah Kabupaten Probolinggo

2 November 2024 - 12:03 WIB

Problematika Kebijakan Tunjangan Honor Guru Non NIP di Lumajang

16 Juli 2024 - 14:28 WIB

Peran Media Sosial Dalam Kampanye Edukatif

17 Juni 2024 - 10:04 WIB

Strategi Membangun Popularitas Bandeng Jelak Menuju Bintang Kuliner Nasional

24 April 2024 - 15:35 WIB

Tantangan dan Dinamika Pilkada Pasca Pemilu 2024

21 April 2024 - 17:44 WIB

Pemuda dan Urgensinya dalam Pemilu 2024

5 Desember 2023 - 21:01 WIB

Perebutan Suara Milenial dan Pergeseran Media Kampanye

20 November 2023 - 10:24 WIB

Duh.. Kades di Pasuruan Dibacok Tetangga

26 Juli 2023 - 23:09 WIB

Menjaga ‘Kewarasan’ Pers dalam Pemilu Tahun 2024

2 Juni 2023 - 15:56 WIB

Trending di Politik