KANIGARAN-PANTURA7.com, Musim penghujan benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh Hasan Prasojo (39), warga jalan Kyai Ahmad Dahlan, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Berkat kejeliannya menangkap peluang usaha, Hasan berhasil meraup keuntungan melimpah.
Sumber penghasilan Hasan tak lain adalah Melon Dalmatian. Buah berair ini tumbuh dengan baik saat dibudidayakan kala musim penghujan. Setali tiga uang, peminatnya pun cukup banyak.
Menurut Hasan, ia memulai budidaya buah yang biasanya ditanam di ‘Green House’ atau rumah kaca itu sejak 2 bulan lalu. Bibit ia peroleh dari sebuah perusahaan benih di Banyuwangi.
Sebelum ditanam ke sawah miliknya di jalan KH. Ahmad Dahlan, Gang Usaha Tani, bibit melon ia rendam dulu selama 5 jam. Setelahnya, benih diangkat dan didiamkan selama 30 menit.
“Selanjutnya bibit di tanam menggunakan media tisu di dalam toples selama 24 jam. Nah, setelah tumbuh tunas bibit dipindah ke polybag selama 5 hari baru kemudian ditanam di sawah,” terang Hasan saat ditemui di sawahnya, Kamis (4/3/2021).
Selama proses pertumbuhan di sawah, sambung Hasan, tanaman ini harus mendapatkan perhatian ekstra. “Musim hujan seperti ini tanaman melon tak perlu diairi, cukup menggunakan air hujan,” ujarnya.
Selanjutnya setiap 10 hari sekali, beber Hasan, ia rutin menaburi tanamannya dengan kapur dolomit atau kapur gamping yang sudah dibakar. Langkah itu, katanya, untuk menaikkan kadar keasaman tanah atau PH tanah.
Selain itu, sambung Hasan, juga untuk memperbanyak unsur hara dalam tanah sehingga melon dalmatian berkembang dengan baik serta tahan terhadap jamur.
“Sepuluh hari sekali, saya rutin menaburkan kapur dolomit. Kapur ini banyak dijual di toko pertanian ataupun bisa buat sendiri,” ujar alumnus Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin di Desa Blado Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo ini.
Sawah seluas 100 meter persegi, terang Hasan, ia tanami 1500 tanaman melon dalmatian dengan hasil panen sekitar 3 ton sekali petik. Namun ia tidak bisa menjual hasil budidaya sesukanya karena sudah terjalin kerjasama dengan pemasok benih.
“Dengan perkiraan hasil 3 ton sekali panen, serta harga per kilogram Rp 13 ribu, maka hasil yang saya dapat sekitar Rp 39 juta. Namun hasil ini masih hitungan kotor, belum dipotong biaya perawatan dan lain sebagainya,” papar dia.
Salah seorang penikmat melon dalmatian, Ikhsan Mahmudi mengaku, rasa melon dengan warna kulit hijau muda ini memang lebih manis daripada buah melon pada umumnya.
“Setelah saya makan, buah melon ini manis, berbeda dengan melon pada umumnya. Selain itu, kadar airnya lebih banyak, jika dibuat untuk program diet ya cocok,” beber pria yang berprofesi sebagai jurnalis ini.
Dikonfirmasi terpisah, Penyuluh Pertanian Dispertahankan Kota Probolinggo Amelia Juniarti menjelaskan, sejak 1 tahun yang lalu sudah banyak petani di wilayahnya yang menanam melon dalamatian.
“Sejumlah petani di Kota Probolinggo memang banyak yang sudah menanam melon dalamatian ini dengan sistem kerjasama dengan perusahaan benih. Selain buah ini eksklusif, segmen pasar buah ini juga cukup baik,” ulas Amelia. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT