Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Ekonomi · 10 Mar 2021 07:29 WIB

Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 110 Ribu/Kg, DKUPP; Bukan yang Termahal


					Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 110 Ribu/Kg, DKUPP; Bukan yang Termahal Perbesar

KANIGARAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo menyentuh angka Rp 110 ribu per kilogram (Kg). Harga jual ini dinilai masih wajar dan bukan yang termahal di Jawa Timur.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, Fitriawati mengatakan, lonjakan harga cabai rawit terjadi di seluruh daerah di Jawa Timur. Bahkan di daerah lain, harga cabai rawit hingga Rp 130 ribu per/Kg.

Ia menambahkan, lonjakan harga cabai disebabkan oleh rusaknya tanaman cabai milik petani di sejumlah daerah penghasil cabai rawit, imbas musim hujan. Dampaknya, stok cabai rawit terbatas sehingga harga cabai naik.

“Fenomena naiknya harga cabai rawit ini terjadi di seluruh Jawa Timur, bahkan ada yang sampai menyentuh Rp 130 ribu per/Kg. Faktor mahalnya harga cabai ini murni karena tanaman cabai petani rusak akibat cuaca buruk,” ujar Fitriawati, Rabu (10/3/2021).

Soal anggapan adanya penimbunan cabai rawit oleh tengkulak maupun pedagang nakal, Fitriawati menyebut tudingan itu tidak benar. “Berdasarkan hasil sidak tim satgas pangan, tidak ada penimbunan,” tegasnya.

Sementara terkait banyaknya warga dan pelaku usaha kuliner yang menggunakan cabai rawit kering, mantan Sekertaris Dinas Perikanan Kota Probolinggo ini menuturkan, pemanfaatan cabai kering merupakan inisiatif warga.

Selain harganya jauh dibawah harga cabai rawit, rasa pedasnya juga tak kalah ‘menggigit’. “Kedepan, jika petani panen cabai rawit, bisa diawetkan cabai kering sebagai komoditas alternatif,” imbuhnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi