Menu

Mode Gelap
Tepergok Curi Tas di Pemandian Banyu Biru, Pria ini Nyonyor Digebuki Warga Halal Bihalal di Pasuruan, Gus Hilman Gelorakan Semangat Pengembangan Riset dan Literasi Puncak Arus Balik, Jalur Lumajang – Malang Via Piket Nol Lancar Wisata Kuliner Lebaran, Menyantap Bakso Kabut di Jember Gunung Bromo Disesaki Wisatawan, Polres Probolinggo Jamin Keamanan Hadapi Puncak Arus Balik, ini Antisipasi KAI Daop 9 Jember

Ekonomi · 10 Mar 2021 07:29 WIB

Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 110 Ribu/Kg, DKUPP; Bukan yang Termahal


					Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 110 Ribu/Kg, DKUPP; Bukan yang Termahal Perbesar

KANIGARAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo menyentuh angka Rp 110 ribu per kilogram (Kg). Harga jual ini dinilai masih wajar dan bukan yang termahal di Jawa Timur.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, Fitriawati mengatakan, lonjakan harga cabai rawit terjadi di seluruh daerah di Jawa Timur. Bahkan di daerah lain, harga cabai rawit hingga Rp 130 ribu per/Kg.

Ia menambahkan, lonjakan harga cabai disebabkan oleh rusaknya tanaman cabai milik petani di sejumlah daerah penghasil cabai rawit, imbas musim hujan. Dampaknya, stok cabai rawit terbatas sehingga harga cabai naik.

“Fenomena naiknya harga cabai rawit ini terjadi di seluruh Jawa Timur, bahkan ada yang sampai menyentuh Rp 130 ribu per/Kg. Faktor mahalnya harga cabai ini murni karena tanaman cabai petani rusak akibat cuaca buruk,” ujar Fitriawati, Rabu (10/3/2021).

Soal anggapan adanya penimbunan cabai rawit oleh tengkulak maupun pedagang nakal, Fitriawati menyebut tudingan itu tidak benar. “Berdasarkan hasil sidak tim satgas pangan, tidak ada penimbunan,” tegasnya.

Sementara terkait banyaknya warga dan pelaku usaha kuliner yang menggunakan cabai rawit kering, mantan Sekertaris Dinas Perikanan Kota Probolinggo ini menuturkan, pemanfaatan cabai kering merupakan inisiatif warga.

Selain harganya jauh dibawah harga cabai rawit, rasa pedasnya juga tak kalah ‘menggigit’. “Kedepan, jika petani panen cabai rawit, bisa diawetkan cabai kering sebagai komoditas alternatif,” imbuhnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Tersaingi Pasar Online, Pedagang Pakaian di Plaza Lumajang Sepi Pembeli

18 Maret 2025 - 15:50 WIB

Sejarah Panjang Lumajang, dari Petani hingga Bentuk Koperasi Lawan Monopoli Perdagangan Belanda

16 Maret 2025 - 11:11 WIB

Awal Tahun, BPS Sebut Kabupaten Jember Alami Deflasi

12 Maret 2025 - 19:33 WIB

Pekan Kedua Ramadan, Harga Telur Ayam di Lumajang Tembus Rp35 Ribu/Kg

12 Maret 2025 - 16:12 WIB

Bulan Puasa, Pesanan Madu Klanceng Semakin Kenceng

10 Maret 2025 - 13:01 WIB

Trending di Ekonomi