DRINGU-PANTURA7.com, Pemasangan tanggul dan normalisasi Sungai Kedunggaleng, diharapkan warga bisa menjadi solusi untuk mengatasi banjir yang menerjang dua desa di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Namun harapan warga bak api jauh dari panggang.
Salah satu warga di Dusun Satriyan, Desa Kedungdalem, Eko Purwanto (54) mengaku pasrah jika rumahnya yang tepat berada di pinggiran Sungai Kedunggaleng, ambrol saat banjir susulan datang.
Saat ini, sambung Eko, rumahnya menggantung tepat di bantaran sungai. Jika air sungai kembali meluap deras, dipastikan dapur dan kandang miliknya hangus terbawa arus.
“Ya pasrah sudah, mau gimana lagi. Mau dipasang tanggul sendiri saya tidak punya dana,” kata Eko ditemui di rumahnya, Kamis (11/3/21).
Untuk tempat tinggal sementara, menurut Eko, ia dan keluarganya berencana mengungsi ke rumah mertuanya di Desa Kedungdalem. Lokasi itu, jelasnya, sejauh ini aman dari banjir karena jauh daridari bantaran sungai.
“Takut tinggal di rumah, kalau banjir susulan bisa-bisa ambrol. Lagian kalau tetap tinggal di rumah, mau tidur dimana? Barang-barang di rumah banyak yang rusak, kasur tidak bisa digunakan,” papar dia.
Ia berharap, normalisasi sungai dan pemasangan tanggul di bantaran Sungai Kedunggaleng segera dilakukan untuk mengatasi banjir. “Kalau sungai tidak dikeruk, ya percuma, banjir lagi nanti,” harap dia.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Sugeng S Yoga mengatakan, sebagai solusi sementara pihak telah memasang sand bag (karung pasir) di sejumlah titik yang menjadi aliran luapan sungai.
“Kita sudah memasang sand bag di bantaran sungai sebagai solusi sementara. Untuk solusi jangka panjang pemasangan tanggul dan normalisasi sungai, masih kita koordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” terang Sugeng. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT