Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Ekonomi · 15 Mar 2021 12:14 WIB

Harga Cabai Rawit di Pasaran Tembus Rp100 Ribu


					Harga Cabai Rawit di Pasaran Tembus Rp100 Ribu Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Sejak sepekan ini, kenaikan harga sejumlah komoditas dapur melambung signifikan, salah satunya cabai rawit. Diduga, meroketnya harga cabai rawit lantaran di musim penghujan ini banyak tanaman cabai yang rusak.

Pantauan PANTURA7.com, di Pasar Semampir Kraksaan, harga cabai rawit sudah Rp100 ribu per kilogram (Kg). Padahal sepekan sebelumnya harganya masih kisaran Rp80 ribu dan sebulan sebelumnya di kisaran Rp 50 ribu per kg.

“Kalau tidak salah, seingat saya sekitar satu sampai dua minggu lalu naiknya. Ya seperti biasanya, faktornya musim hujan atau cuaca ekstrim dan berimbas ke stoknya yang berkurang di pasaran,” kata Riski Nur Zakariya (29) salah satu pedagang di Pasar Semampir.

Menurut Kiki, sapaan akrabnya, tak hanya cabai rawit merah, harga cabai rawit hijau juga ikutan meroket. Saat ini, cabai rawit hijau sudah berada di kisaran Rp40 ribu dari harga sepekan lalu sekitar Rp30 ribu. “Sama juga, naik harganya,” ungkap dia.

Dikonfirmasi terpisah, Muhammad Ridho, petani cabai asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mengatakan, saat ini mayoritas petani masih was-was untuk menanam cabai mengingat cuaca masih kurang bersahabat.

“Mungkin kalau sudah jarang hujan, petani bisa lebih fokus menanam cabai. Kalau sekarang masih mikir-mikir karena kami juga tidak mau rugi, jika nekat menanam cabai harus siap-siap rugi jadi lebih milih menanam padi saja,” ungkap Ridho.

Sepekan lalu, menurut dia, petani cabai di desa sekitar banyak geleng-geleng kepala. Pasalnya, cabai yang ditanam sudah mulai rusak sebelum panen. Kerusakan tersebut, kata dia, dikarenakan bakteri tanaman yang menyerang.

“Ya jadi wajar saja kalau harganya meroket sekarang, karena memang kekurangan stok saja. Sebelumnya petani cabai di sini banyak mengeluh karena tanaman cabai rawit rusak gara-gara diserang bakteri,” tutur pria berbadan subur ini. (*)


Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi