DRINGU-PANTURA7.com, Bantuan kemanusiaan untuk korban banjir di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo terus mengalir. Sayang, banyaknya bantuan tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) sehingga distribusi bantuan tidak merata.
Pantauan PANTURA7.com, Selasa (16/3/21), bantuan sembako, mie instan dan pakaian menumpuk di Posko Penanggulangan Bencana di Kantor Kecamatan Dringu. Sejumlah warga ada yang terlihat meminta bantuan logistik itu secara langsung kepada petugas jaga.
Warga terdampak banjir di Dusun Satriyan, Desa Kedungdalem, Rehan (48) mengaku, sudah dua hari ini ia dan keluarganya tidak menerima bantuan nasi bungkus dari petugas posko kecamatan.
Padahal sebelumnya, menurut Rehan, ia rutin menerima bantuan nasi bungkus hingga sembako dari pemerintah desa, yang berasal dari posko kecamatan. “Mulai kemarin, saya tidak mendapatkan apa-apa,” terangnya.
Sementara bantuan alat kebersihan seperti sekop dan cangkul, malah tidak pernah ia dapatkan sejak banjir pertama menerjang rumahnya, 27 Februari lalu. Padahal alat-alat itu, sangat ia butuhkan untuk membuang endapan lumpur di dalam rumahnya.
“Lumpur di dalam rumah mencapai ketinggian 40 sentimeter, kalau tidak pakai cangkul ya tidak bisa dibuang. Kami juga butuh alas untuk tidur, kasur kami sudah tidak bisa digunakan lagi,” bebernya.
Ia berharap, bantuan bisa ia terima kembali untuk menunjang kebutuhan hidupnya sehari-hari. “Mudah-mudahan bantuannya bisa merata, mau beli tidak bisa, uang dibawa banjir semua,” harap Rehan.
Lain halnya dengan yang disampaikan Rico Adi Prasetyo (21). Menurutnya, sejak banjir ke 4 terjadi, 10 Maret lalu, ia dan keluarganya rutin menerima bantuan nasi bungkus dan sesekali sembako.
“Bantuan makanan, sembako dan pakaian sudah diterima. Hanya alas tidur belum ada sama sekali, jadi kalau tidur pakai karpet, termasuk nenek saya,” ujar remaja yang juga warga Dusun Satriyan, Desa Kedungdalem ini.
Sementara itu, Camat Dringu, Siti Mu’alimah mengakui bahwa distribusi bantuan agak tersendat karena pihaknya kekurangan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, bantuan disalurkan melalu perangkat desa.
“Karena data itu kan dari perangkat desa, berapa KK yang terdampak banjir. Semua sudah mendapatkan bantuan, baik yang (korban) lama ataupun yang baru (banjir ke 4),” klaim Camat.
Ia menegaskan, pihaknya tidak tinggal diam dengan menumpuknya bantuan di posko kecamatan. “ Masyarakat yang datang kesini lalu menuliskan kebutuhannya, kemudian kita ambilkan,” tandas Mu’alimah.
Sekedar informasi, banjir di wilayah Kecamatan Dringu menyebabkan 1.837 kepala keluarga (KK) dengan 5.692 jiwa terdampak. Ribuan korban banjir berasal dari 4 desa berbeda, yang berada di bantaran Sungai Kedunggaleng.
Rinciannya, 529 keluarga (1.764 jiwa) di Desa Kedungdalem; 901 keluarga (2.641 jiwa) di Desa Dringu; 350 keluarga (1.059 jiwa) di Desa Kalirejo; dan 57 keluarga dengan 228 jiwa di Desa Tegalrejo. (*)
Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT