Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Ekonomi · 9 Mei 2021 18:58 WIB

Kembangkan Ekonomi Umat, MUI Jatim-GDTC Maroko Lakukan MoU


					Kembangkan Ekonomi Umat, MUI Jatim-GDTC Maroko Lakukan MoU Perbesar

PAJARAKAN,- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menekan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding / MoU) dengan Groupe De Societes De Development De La Technologie Et La Constructon (GDTC) Maroko, Minggu (9/5/2021).

MoU ditandatangani Ketua Umum MUI Jatim, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah bersama Chairman GDTC Maroko atau Putera Mahkota Maroko, Sultan Ahmad Bin Zuhair Al Nathuri Al Idrisi Al Hasani yang masyhur dengan sebutan Sultan Al Asyrof.

Kiai Mutawakkil mengatakan, dalam MoU tersebut terdapat nota kesepahaman antara pihak GDTC dan MUI Jatim. Yakni, untuk pengembangan ekonomi keumatan khususnya bagi umat islam di Jawa Timur yang hal itu dinilai sangat strategis.

“Dan ini sangat, sangat strategis sekali dan sangat besar manfaat serta maslahatnya untuk umat, karena bagaimanapun juga ekonomi keumatan ini termasuk program prioritas MUI masa khidmat 2020-2025,” kata Kiai Mutawakkil saat ditemui di Aula Ponpes Genggong.

Sebab, lanjut Kiai Mutawakkil, sudah diketahui bahwa umat tidak bisa hidup di atas aqidahnya saja. Keyakinan dan praktik keagamaan sehari-hari tidak hanya dengan bagaimana memahami nilai-nilai keagamaan, tetapi juga diperlukan ketahanan ekonomi.

“Tentu kita tidak mau kalau kita melihat rapuh praktek keagamaannya, rapuh keimanannya karena ekonominya rapuh. Sehingga perlu didorong dengan program ini untuk meningkatkan perekonomian keumatan,” ujar Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong itu.

EKONOMI KEUMATAN : Ketua MUI Jatim, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah berswafoto bersama Chairman GDTC Maroko, Sultan Ahmad Bin Zuhair di Ponpes Genggong. (Foto : Moh. Ahsan Faradisi).

Dari situlah, sambung Kiai Mutawakkil, kebenaran sabda Rasulullah SAW, bahwa kefakiran hampir menimbulkan kekufuran. Yang sederhananya, dimana ada kefakiran maka di situlah akan banyak kekufuran umat yang bahkan sangat merajalela.

“Apalagi umat Islam di Indonesia ini, kualitas keimanannya tidak sama. Ada yang 24 karat, ada yang 22 karat, ada yang 20 karat sampai juga ada yang tidak ada karatnya. Jadi sudah ketahuan kualitas keimanannya umat,” ungkap mantan Ketua PWNU Jatim ini.

Oleh karena itu, menurut dia, MUI Jatim melalui badan komisi atau lembaga terkait menjadikan program ekonomi keumatan ini sebagai klaster program prioritas bersama dengan program peningkatan kehidupan keagamaan masyarakat dan program peningkatan kehidupan keagamaan.

“Bagaimanapun juga kita menyadari di era global ini di tengah masyarakat yang beragam ini serta dalam situasi globalisasi tidak sedikit pemahaman keagamaan yang mempertentangkan agamanya, dan itulah PR kita untuk menghentikan gerakan itu,” tutup Kiai Mutawakkil. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi