MAYANGAN,- Para santri di Kota Probolinggo, selama 10 hari terakhir silih berganti memanfaatkan layanan tes rapid antigen gratis yang disediakan pemerintah kota (Pemkot) setempat. Tercatat, hampir 1.000 santri telah mengikuti tes rapid antigen.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, pihaknya menyediakan sedikitnya 7 ribu alat rapid antigen bagi santri asal Kota Probolinggo. Layanan itu bisa diikuti di seluruh Puskesmas dan Labkesda di Kota Probolinggo.
Dijelaskan dr. Nurul, ada sekitar 1.600 santri di Kota Probolinggo yang rencananya kembali ke pondok pesantren. Namun dari jumlah itu, baru 814 santri yang sudah menjalani tes cepat untuk mendeteksi virus korona itu.
“Pemeriksaan rapid antigen bagi santri sudah berjalan 10 hari. Sampai saat ini ada 814 santri yang sudah melakukan rapid antigen di puskesmas dan Labkesda,” ujarnya, Jum’at (28/5)21).
Kuota 7 ribu alat tes rapid antigen, menurut dr. Nurul, akan tetap tersedia hingga jadwal kembalian santri ke pesantren berakhir. Biasanya, santri kembali ke pesantren sesaat setelah lebaran hingga akhir Syawal.
“Dari 814 santri yang sudah menjalani swab rapid antigen, tidak ada yang dinyatakan positif Covid-1919. Kita berharap, santri tidak takut ikut tes ini. Jika hasilnya negatif pun, santri harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu santri yang menjalani rapid tes antigen, Rizka Anggaeni mengatakan, tes rapid antigen memang menjadi syarat agar dapat kembali ke pondok. Namun jika hasilnya positif, maka santri harus bersedia menjalani isolasi.
“Saat di rapid antigen, agak sakit. Namun karena menjadi syarat wajib, ya tetap saya ikuti. Saya sampaikan kepada teman-teman yang hendak kembali ke pondok, tidak usah takut ikut tes rapid antigen,” terang santri Ponpes Nurul Jadid ini saat ikut tes rapid antigen di Puskesmas Ketapang.(*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah