Menu

Mode Gelap
Anggota DPRD Dampingi Bupati Lumajang Pantau Jalan yang Akan Diperbaiki Mensos Gus Ipul Tinjau Kelayakan Rusunawa yang Disiapkan Pemkot Probolinggo jadi Sekolah Rakyat Polisi Gagalkan Peredaran 24 Karung Pupuk Subsidi Ilegal di Probolinggo Pasca Lebaran, Pemohon Administrasi Kependudukan di Jember Melonjak Jembatan Pajarakan Rusak, Jalur Pantura Probolinggo Macet 3 KM Akses Jalan Umum di Semare Ditutup Sepihak, Polisi Langsung Ambil Tindakan

Peristiwa · 7 Jun 2021 15:57 WIB

Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar


					Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar Perbesar

PAITON,- Hidup pilu dialami Muhammad Asabul Kafi (6) warga Dusun Krajan, RT 01, RW 01, Desa Randumerak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Selain menghuni bangunan semi permanen, ia harus bertahan hidup karena kurang gizi.

Putra pasangan Muhammad Solehudin (33) dan Ririn Fatmala Santi (27) ini menderita busung lapar. Karena penyakitnya itu, ia harus terbaring lemas di tempat tidur. Kedua orangtuanya pun juga tidak memiliki pekerjaan tetap.

Muhammad Sholehudin mengatakan, penyakit anaknya semata wayangnya itu sudah diderita sejak lahir. Saat itu, istrinya melahirkan di tempat praktik bidan desa setempat. Hanya saja, saat dilahirkan belum ada tanda-tanda kelainan itu.

Namun, kata Sholehudin, beberapa hari kemudian, tiba-tiba kesehatan anaknya menurun. Sehingga, pihak keluarga memeriksakannya ke dokter. Dokter menyatakan, Kafi menderita busung lapar.

“Karena tidak punya biaya, ya untuk pengobatan dengan cara alternatif, yakni diobati ke orang pintar atau pun tukang pijet di sekitar rumah. Hampir putus asa saya sudah, bahkan sampai harus jual rumah untuk biayanya,” kata Sholehudin, Senin (7/6/2021).

Dari penjualan rumahnya itu, Sholehudin lantas membangun gubuk kecil berukuran 4×5 meter di tanah pengairan. Rumah kecil itu ditempati enam orang termasuk anak semata wayangnya.

“Jangankan untuk berobat, biaya untuk makan saja repot, kerjaan saya hanya pemulung, dan sejauh ini tidak ada perhatian juga dari pemerintah. Tidak berharap banyak, setidaknya ada perhatian kepada anak saya,” ucap Sholehudin lirih.

Penderitaan Kafi beserta keluarganya turut dirasakan tetangga sekitarnya. Arul (30) mengatakan, sejatinya keluarga itu sudah menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Sedangkan untuk bantuan lainnya sama sekali tidak pernah terlihat.

“Setahu saya cuma itu bantuannya (PKH), kalau untuk yang lainnya tidak ada, karena untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga itu bergantung kepada tetangga sekitarnya, apalagi ayah dari Kafi bekerja pemulung. Kalau Kafi itu memang dari kecil menderita penyakit itu,” ujarnya.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pikap Tabrak Dump Truk di Jalur Pantura Banjarsari Probolinggo, 3 Orang Luka-luka

11 April 2025 - 16:06 WIB

Gempa Magnitudo 3,2, Warga Desa Tunjung Lumajang Berhamburan Keluar Rumah

10 April 2025 - 09:04 WIB

Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Pasuruan, 5 Orang Luka-luka

10 April 2025 - 05:13 WIB

Tersapu Hujan Angin, Pohon Trambesi di Jember Tumbang Timpa Bangunan

9 April 2025 - 19:18 WIB

Diduga Gangguan Jiwa, Perempuan di Sukorejo Tewas Tertabrak Kereta

9 April 2025 - 16:40 WIB

Motor Tabrak Bus di Jalur Pantura Probolinggo, Dua Pemuda asal Bondowoso Tewas

8 April 2025 - 17:37 WIB

Paedi Korban Terseret Ombak Pantai Bambang di Lumajang Ditemukan Tak Bernyawa

8 April 2025 - 15:40 WIB

Elpiji di Depot Kebuli Tarim Kota Pasuruan Meledak, Empat Karyawan Alami Luka Bakar

8 April 2025 - 14:39 WIB

Hendak Selamatkan Anak, Pria di Jember Justru Tergulung Ombak

7 April 2025 - 20:23 WIB

Trending di Peristiwa