PASURUAN,- Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan memutuskan untuk menghentikan Sekolah Tatap Muka (STM), yang telah diujicobakan sejak pertengahan Mei 2021 lalu. Penghentian STM dilakukan seiring melonjaknya kasus Covid-19.
Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf mengatakan, pihaknya sudah berkonsolidasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menhentikan STM. Langhak itu sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus korona.
“Kebetulan hari ini sekolah masih libur, tanggal masuknya pada 11 Juli 2021. Ada memang proses-proses pendaftaran yang harus dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan ketat,” kata Wali Kota. Senin (21/6/2021).
Dijelaskan kepala daerah yang akrab dipanggil Gus Ipul itu, jika pada 11 Juli Kota Pasuruan masih zona merah, maka pembelajaran tatap muka tidak mungkin dilakukan. Baik ditingkat SD, SMP hingga SMA.
“Jadi (STM, red) kita tunda jika nanti situasi dan kondisinya tidak memungkinkan,” papar mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini.
Gus Ipul juga meminta kesadaran para siswa, wali murid, guru atau para pendidik di setiap sekolah di Kota Pasuruan, bersabar untuk mengikuti STM kembali. “Juga waspada, peduli, dan mau saling mengingatkan,” imbaunya.
Pembelajaran tatap muka di ujicobakan di Kota Pasuruan sejak tanggal 20 Mei 2021 lalu. Pembelajaran langsung itu berlaku untuk SD dan SMP, baik negeri maupun swasta. Namun, sebelum tahun ajaran baru, kasus Covid-19 kembali melonjak.
Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Pasuruan ditandai dengan munculnya klaster ziarah makam. Penyebabnya, 142 warga Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo, ziarah Wali Limo ke Surabaya, Lamongan, Tuban dan Gresik, tanggal 6 Juni lalu.
Sepulangnya dari ziarah, sejumlah warga sakit dan dua orang perempuan anggota ziarah meninggal dunia. Pasien meninggal terkonfirmasi positif Covid-19. Kota Pasuruan pun kembali masuk zona merah.(*)
Editor: Efendi Muhamad
Publiher: Albafillah