Menu

Mode Gelap
Dapat DBHCHT, RSUD Lumajang Akan Gunakan untuk Kelengkapan Kesehatan Dana Desa di Pasuruan Diduga Diselewengkan Anggota KPPS di Pasuruan Dukung Paslon saat Kampanye Akbar, KPU Siapkan Sanksi Hari Tenang, Pencopotan APK di Kabupaten Pasuruan Digencarkan Memasuki Masa Tenang, Bawaslu Lumajang Maraton Bersihkan APK Paslon Dua Sekawan Spesialis Pembobolan Rumah Digulung Polisi

Ekonomi · 24 Jul 2021 16:06 WIB

Sepi penumpang, Pedagang Asongan Terminal Bayuangga Kehilangan Penghasilan


					Sepi penumpang, Pedagang Asongan Terminal Bayuangga Kehilangan Penghasilan Perbesar

KADEMANGAN,- Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak tanggal 3 Juli lalu, membuat terminal Bayuangga Probolinggo mati suri. Selain kru bus, pedagang asongan juga terdampak.

Salah satu pedagang asongan asal Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Umi Kulsum (50), mengaku, sejak PPKM Darurat diperpanjang, pentol dan rokok dagangannya sepi pembeli.

Padahal, menurutnya, ia selama ini menggantungkan mata pencaharian dengan cara menjajakan pentol dan rokok ke penumpang di dalam bus maupun penumpang yang sedang transit di sekitar terminal.

“Penghasilan penjualan menurun lantaran sepinya penumpang. Selain itu, penumpang enggan membeli pentol daganngan saya meski satu plastik hanya dihargai Rp5 ribu,” keluhnya, Sabtu (24/7/21).

Ia menjelaskan, pentol yang ia jajakan bukan buatan sendiri melainkan produksi orang lain dengan sistem setor. Setiap hari, ia harus setor Rp30 ribu, sementara untuk rokok ia beli di toko lali dijual kembali.

“Saya berharap situasi kembali normal mas, agar terminal ini kembali ramai. Dengan begitu, penghasilan dari berjualan pentol dan rokok ini dapat kembali naik,” imbuhnya.

Keluhan senada disampaikan oleh pedagang topi dan masker asal Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Siono. Menurutnya, sejak PPKM Darurat diperpanjang, penumpang di terminal sepi, sehingga berpengaruh terhadap dagangan yang ia jajakan.

“Sehari ini barang dagangan saya hanya laku satu mas. Jika di rata-rata, dalam sehari penghasilan saya Rp20 hingga Rp30 ribu. Penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi makan keluarga,” curhat Siono.

Salah satu Staf Terminal Bayuangga, Cipto Widiyanto mengatakan, sejak PPKM Darurat Darurat diterapkan, jumlah penumpang di terminal Bayuangga turun drastis. Selain bagi penumpang jarak jauh wajib membawa surat hasil rapid dan surat vaksin, kru bus juga wajib membawa surat serupa sehingha banyak bus yang masuk tidak membawa penumpang.

“Dengan kondisi seperti ini, baik para pedagang asongan maupun kru bus tetap harus bekerja. Selain untuk operasional, mereka tetap bekerja juga untuk menghidupi keluarganya sehingga meski sepi penumpang mereka ini tetap bekerja,” ungkapnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 38 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi