KADEMANGAN,- Meski bukan daerah yang dikenal sebagai sentra penghasil batik, namun Kota Probolinggo mampu melahirkan pebatik-pebatik andal. Dikatakan andal, karena batik hasil produksi sudah kategori kelas wahid.
Salah satu produsen batik di Kota Probolinggo yang menyita perhatian belakangan ini, adalah Galeri Day Art, milik pasangan suami istri (pasutri), Made Malvinas (39) – Friday Purnama Sari (34).
Produksi batik yang dianut pasutri yang tinggal di Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan ini adalah aliran kontemporer modern. Sebagai sentra produksi, keduanya memanfaatkan halaman samping rumahnya.
Secara umum, produksi batik yang digeluti pasutri sejak tahun 2021 ini, sama seperti pebatik lainnya. Pembuatan pola atau sketsa dibutuhkan dalam proses awal.
Kemudian, pola tersebut dibatik dengan menggunakan canting. Setelah proses canting pola, kemudkan dilanjutkan dengan proses pewarnaan sesuai pola awal.
“Setelah proses pewarnaan, kemudian masuk ke proses water glass, untuk mengikat warna dengan kain. Setelah beberapa menit, batik yang sudah melalui water glass dicuci,” kata Friday Purnama Sari, Senin (2/8/21).
Setelah pencucian, batik dijemur dibawah panas matahari. Setelah kering, batik kembali dicuci dengan air mendidih. Pasca proses ini, batik kembali dijemur dan kemudian dikemas untuk dijual.
Motif batik yang diproduksi Day Art, beraneka ragam. Mulai dari motif Pop Art, kombinasi gambar daun mangga, gambar angin, anggur, mangga, Gunung Bromo dan gambar kearifan lokal lainnya.
“Alhamdulillah, saat ini sudah banyak pelanggan yang memesan dan membeli batik produksi Day Art. Salah satu pelanggan kami adalah Pemerintah Kota Probolinggo, yang memesan baju dinas dengan motif mangga dan anggur,” ujarnya.
Berkat konsistensi dan inovasinya, Day Art mampu menjadi juara dalam lomba UMKM perajin muda berprestasi Jawa Timur 2021, beberapa waktu lalu. Pemberdayaan masyarakat lokal sebagai karyawan, menjadi salah satu langkah Day Art yang diapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Karyawan yang direkrut Day Art, berasal dari latar belakang berbeda, dari kalangan Ibu Rumah Tangga (ART) hingga tenaga pengajar. Sebelum terlibat langsung dalam produksi, para karyawan itu dilatih khusus.
Salah satu karyawan, Ika Mayasari mengungkapkan, membatik di Day Art merupakan pekerjaan sampingannya seusai mengajar di TK. Beberapa tahapan pembatikan yang bisa dilakukan di rumah, membuatnya enjoy membatik.
“Awalnya saya tidak bisa membatik, namun setelah bergabung di Day Art ini, saya mulai diajari membatik. Alhamdulillah, gaji dari membatik ini dapat menambah biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah