LECES,- Pasca pembongkaran peti jenazah pasien Covid-19 bernama Saida (34) di Dusun Pandansari, Desa Tigawasan Wetan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Satgas Covid-19 setempat menggelar tracing, Jum’at pagi (13/08/21). Dalam tracing teraebut, 18 orang yang dianggap kontak erat menjalani swab PCR.
Tracing yang dilakukan di rumah duka itu menyasar keluarga, warga sekitar dan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam aksi main hakim sendiri itu. Selama proses tracing (pelacakan), tidak ada perlawanan dari warga.
“Ada 18 orang yang kontak erat dengan jenazah, pada hari ini kita lakukan swab PCR, dan untuk hasil tracing warga ini paling cepat dapat keluar pada jum’at malam,” ujar Camat Leces, Muhammad Syarifuddin.
Dijelaskan Camat, tracing dilakukan karena pihaknya tidak ingin penyebaran Covid-19 kian merajalela. Tidak menutup kemungkinan tracing juga dilakukan kepada warga selain 18 orang tersebut.
“Covid-19 ini masih ada dan penyebarannya masih tinggi. Kita berharap warga lebih berhati – hati dan lebih menerapkan protokol kesehatan serta tidak terpancing isu-isu hoaks terkait Covid-19,” imbuhnya.
Meski Satgas Covid-19 telah mengantongi 18 orang yang harus dites swab, namun dalam tracing tersebut hanya 9 orang kontak erat yang hadir. Sementara 9 orang lainnya belum bisa diswab karena tidak ada di sekitar rumah duka
“Yang tidak hadir karena mereka tidak ada ditempat, dengan pengawalan satgas desa kita minta untuk swab PCR secara langsung di Puskesmas Leces,” tandas camat.
Salah satu saudara almarhum, Misbahun Munir mengatakan, ia meminta maaf kepada semua pihak, khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo terkait pembongkaran peti jenazah pada Minggu (8/8/21) lalu itu.
“Saya merasa lega telah ditracing sehingga dapat mengetahui apakah terpapar atau tidak. Selain itu, juga untuk mengetahui warga lain yang ikut dalam kejadian kemarin, juga terpapar atau tidak,” ungkap Munir. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT