PROBOLINGGO,- Sejumlah SMPN di kota Probolinggo memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Meski digelar dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) dan sejumlah pembatasan, namun hal itu tidak menghilangkan antusiasme siswa menyambut pembelajaran di sekolah.
Salah satu SMPN yang menggelar PTM adalah SMPN 1, di jalan Imam Bonjol, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan. Di sekolah plat merah ini, siswa masuk dari kapasitas ruang kelas dibatasi 50 persen dari kapasitas normal.
Kepala SMPN 1, Kamsi Arianto mengatakan, pembelajaran tatap muka ini merupakan uji coba terbatas dan telah diijinkan sejak tanggal 13 September 2021. Sebelum PTM digelar, sekolah mempersiapkan segala pra-syarat di masa pandemi, seperti vaksinasi siswa, guru dan karyawan sekolah.
“Selain itu, kita memasang banner berisi tata cara antar jemput siswa serta saat siswa hendak masuk, langsung dicek suhu oleh petugas. Selanjutnya saat hendak masuk kelas, siswa wajib cuci tangan dan masker selalu di pakai,” ujar Kamsi, Rabu (15/9/21).
Selain itu, tiap kelas hanya menapung 50 persen dari kapasitas normal. Jika jumlah siswa dalam 1 kelas 32 siswa, maka kelas tersebut bisa ditempati oleh 16 siswa, sementara 16 siswa lainnya akan masuk di jam berikutnya.
Untuk jadwal masuk, jam pertama dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Lalu pada jam berikutnya diisi dengan 50 persen siswa selanjutnya secara bergantian.
Selain itu, setiap kelas mendapat waktu 2 hari untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Pada bari Senin dan Selasa kelas VII, Rabu dan Kamis kelas VIII dan Jum’at dan Sabtu giliran kelas IX.
“Meski lembelajaran tatap muka sudht dimulai, namun kita juga tetap melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring). Yang jelas, uji coba pembelajaran tatap muka ini sudah mendapat ijin dari seluruh orang tua siswa,” imbuh Kamsi.
Siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Probolinggo, Ni Kadek Siska Wulan Anggreini mengaku cukup senang dapat kembali belajar di sekolah. Selain dapat bertemu dengan teman-temannya, ia juga dapat memahami pelajaran lebih mudah dan cepat jika dibandingkan belajar via daring.
“Saya berharap pandemi Covid-19 segera berakhir agar tidak ada lagi pembelajaran dengan pembatasan saat di sekolah,” harap Wulan. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT