Menu

Mode Gelap
Pejalan Kaki di Mangunharjo Kota Probolinggo Tewas Tertabrak KA, Sengaja Bunuh Diri? Satu Keluarga Dibegal saat Lintasi Jalan Raya Selogudig Kulon Probolinggo, Motor Amblas Kembalikan Layanan Penerbangan, Bandara Notohadinegoro Jember Direvitalisasi Bupati Lumajang Nilai Kinerja Tim SAR Cari Candra Sudah Maksimal Tasyakuran Kepemimpinan Baru, Walikota Ajak Semua Elemen Bergandengan Tangan Pencarian Candra Ditutup Setelah 7 Hari, Keluarga Ikhlas

Ekonomi · 17 Sep 2021 18:26 WIB

Kerap Hujan, APTI Probolinggo: Risiko Rusak Tembakau


					Kerap Hujan, APTI Probolinggo: Risiko Rusak Tembakau Perbesar

PROBOLINGGO,- Dalam beberapa terakhir hujan sering mengguyur wilayah Kabupaten Probolinggo. Akibatnya, sebagian tanaman tembakau milik petani di beberapa kecamatan mengalami kerusakan.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakkir mengatakan, hujan memang bisa mengakibatkan kerusakan terhadap tanaman tembakau. Terlebih jika hujan yang terjadi intensitasnya cukup tinggi.

“Hujan itu kan bisa mengakibatkan tanahnya basah. Kalau basahnya ini lamanya sampai 12 jam saja, 20 persen dari akar tembakau itu rusak atau busuk, bayangkan jika tanah yang ditanami tembakau basahnya sampai 24 jam,” kata Mudzakkir, Jumat (17/9/2021).

Hal itu, menurut Mudzakkir, bisa saja bertambah parah jika hujan yang terjadi durasinya cukup lama. Kerusakan bisa menyebabkan tanaman tembakau tidak berkembang lagi, termasuk tidak akan membuat daun tembakau lebar seperti biasanya.

“Kalau tanahnya basah sampai 24 jam, kerusakan akarnya sudah 35 persen. Lebih dari itu, keruakannya bisa semakin parah, tanamannya tidak akan berkembang dan tidak hanya daunnya yang layu, dahannya juga tidak bisa tinggi, bahkan bisa mati,” ujarnya.

Kondisi ini, lanjut Mudzakkir, memang risiko yang harus siap dihadapi petani tembakau. Sebab, hingga saat ini masih belum ada badan penelitian yang datpat memastikan kapan akan terjadi hujan. Bisanya, hanya bisa diprediksi.

“Ini faktor alam, bukan salah siapa-siapa. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Red.) sekalipun prediksinya hanya bisa seminggu, tidak bisa memprediksi berbulan-bulan. Dan ini hanya prediksi, bukan kepastian,” tutur pria asal Kecamatan Krejengan ini. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Trending di Ekonomi