KRAKSAAN,- Sebanyak 539 mahasiswa Universitas Islam Zainul Hasan (Unzah), Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) dan Program Profesi 1 Tahun (I-TECH) Zainul Hasan Genggong diwisuda, Kamis (16/12/2021) pagi.
Prosesi wisuda ke-28 ini digelar di halaman Unzah-STIH Genggong. Ada 484 wisudawan dari Unzah dari berbagai jurusan, sisanya merupakan mahasiswa – mahasiswa STIH sebanyak 55 orang dan Profesi 1 Tahun (I-TECH) sejumlah 12 orang.
Wisudawan Unzah berasal dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Perbandingan Madzhab (PM), Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Prodi Ekonomi Syari’ah (ES), Prodi Perbankan Syari’ah (PS) dan Manajamen Pendidikan Islam (MPI).
Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah dalam sambutan sebagai ketua senat berpesan kepada ratusan wisudawan agar tidak sampai lengah dalam menjaga nama baik almamater dan mengabdikan dirinya dengan ilmu yang didapat.
“Jika nanti setelah terjun di masyarakat dapat profesi, maka profesinya dimaksimalkan untuk kepentingan masyarakat, seperti apa yang sudah disabdakan Rasulullah, bahwa sebaik-baiknya manusia, yang memberi manfaat kepada orang lain, maka upayakan jadi manusia terbaik,” tutur Kiai Mutawakkil.
Tak hanya itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) ini juga berpesan, agar ratusan wisudawan pandai-pandai menjaga ilmu yang diperolehnya selama di bangku kuliah. Selain itu, kata Kiai Mutawakkil, jangan sampai memutuskan tali silaturahmi dengan gurunya.
“Pesan saya jaga martabat ilmu yang diperoleh di sini, jaga martabat diri, orang tua, dosen, Unzah, almamater kampus, marwah dan nama baik pesantren, dengan menempatkan akhlak di atas segalanya dan jangan sampai putus dengan guru, minimal tawassul,” pintanya.
Sementara itu, Rektor Unzah Genggong, Dr. Abd. Aziz Wahab, MAg, mewanti-wanti agar para wisudawan-wisudawati yang notabene alumni perguruan tinggi berbasis pesantren bisa menjawab segala tantangan, terlebih zaman revolusi seperti saat ini.
“Untuk menjawab tantangan itu, tentunya harus memperkuat identitas diri dan sebagai alumni dari perguruan tinggi berbasis pesantren, maka aqidah keilmuannya tidak boleh berseberangan dengan pendiri NU dan juga pendiri pesantren,” ujar pria yang juga Kepala Biro Pendidikan PZH Genggong ini. (*)
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah